tag:blogger.com,1999:blog-39834714659057340072024-02-20T05:59:42.829-08:00dHanii_aNtiKahello, welcome to my blog...... for me,my blog is very interesting.:-)dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.comBlogger183125tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-65989922354520877062011-06-23T20:49:00.005-07:002011-06-23T20:49:38.881-07:00Definisi / Pengertian Pidato<div style="color: red;">Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.<br />
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.</div><a name='more'></a><br />
B. Tujuan Pidato<br />
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :<br />
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.<br />
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.<br />
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.<br />
<a href="" name="more"></a><br />
C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato<br />
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :<br />
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.<br />
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.<br />
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.<br />
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.<br />
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.<br />
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.<br />
D. Metode Pidato<br />
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :<br />
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.<br />
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.<br />
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.<br />
E. Persiapan Pidato<br />
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :<br />
1. Wawasan pendengar pidato secara umum<br />
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan<br />
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.<br />
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.<br />
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.<br />
F. Kerangka Susunan Pidato<br />
Skema susunan suatu pidato yang baik :<br />
1. Pembukaan dengan salam pembuka<br />
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi<br />
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : makdHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-1636560041177480822011-06-23T20:47:00.001-07:002011-06-23T20:47:49.440-07:00Asal-usul<span style="color: red;">Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti </span><i style="color: red;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iliad" title="Iliad">Iliad</a></i><span style="color: red;"> dan </span><i style="color: red;"><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Odyssey" title="Odyssey">Odyssey</a></i><span style="color: red;"> karya </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homer" style="color: red;" title="Homer">Homer</a><span style="color: red;">. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.</span><br style="color: red;" /> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fabel" style="color: red;" title="Fabel">Fabel</a><span style="color: red;">, yang umumnya berupa </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cerita_rakyat" style="color: red;" title="Cerita rakyat">cerita rakyat</a><span style="color: red;"> dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Herodotus" style="color: red;" title="Herodotus">Herodotus</a><span style="color: red;"> sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aesop" style="color: red;" title="Aesop">Aesop</a><span style="color: red;"> pada </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-6_SM" style="color: red;" title="Abad ke-6 SM">abad ke-6 SM</a><span style="color: red;"> (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). </span><a name='more'></a><span style="color: red;">Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai </span><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fabel_Aesop&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Fabel Aesop (halaman belum tersedia)">Fabel Aesop</a><span style="color: red;">. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau Mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Romawi" style="color: red;" title="Kekaisaran Romawi">Kekaisaran Romawi</a><span style="color: red;">. Anekdot berfungsi seperti </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perumpamaan" style="color: red;" title="Perumpamaan">perumpamaan</a><span style="color: red;">, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam </span><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gesta_Romanorum&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Gesta Romanorum (halaman belum tersedia)">Gesta Romanorum</a><span style="color: red;"> pada </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-13" style="color: red;" title="Abad
ke-13">abad ke-13</a><span style="color: red;"> atau </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-14" style="color: red;" title="Abad ke-14">14</a><span style="color: red;">. Anekdot tetap populer di Eropa hingga </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-18" style="color: red;" title="Abad ke-18">abad ke-18</a><span style="color: red;">, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Geoffrey_Chaucer" style="color: red;" title="Geoffrey Chaucer">Geoffrey Chaucer</a><span style="color: red;"> </span><i style="color: red;"><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Canterbury_Tales&action=edit&redlink=1" title="Canterbury Tales (halaman belum tersedia)">Canterbury Tales</a></i><span style="color: red;"> dan karya </span><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Giovanni_Boccaccio&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Giovanni Boccaccio (halaman belum tersedia)">Giovanni Boccaccio</a> <i style="color: red;"><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Decameron&action=edit&redlink=1" title="Decameron (halaman belum tersedia)">Decameron</a></i><span style="color: red;">. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah </span><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cerita_kerangka&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Cerita kerangka (halaman belum tersedia)">cerita kerangka</a><span style="color: red;">), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-16" style="color: red;" title="Abad
ke-16">abad ke-16</a><span style="color: red;">, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah "novella" kelam yang tragis karya </span><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Matteo_Bandello&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Matteo Bandello (halaman belum tersedia)">Matteo Bandello</a><span style="color: red;"> (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Pada pertengahan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-17" style="color: red;" title="Abad ke-17">abad ke-17</a><span style="color: red;"> di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang seperti </span><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Madame_de_Lafayette&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Madame de Lafayette (halaman belum tersedia)">Madame de Lafayette</a><span style="color: red;">. Pada 1690-an, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dongeng" style="color: red;" title="Dongeng">dongeng-dongeng</a><span style="color: red;"> tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Perrault" style="color: red;" title="Charles
Perrault">Charles Perrault</a><span style="color: red;">). Munculnya terjemahan modern pertama </span><i style="color: red;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seribu_Satu_Malam" title="Seribu
Satu Malam">Seribu Satu Malam</a></i><span style="color: red;"> karya </span><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Antoine_Galland&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Antoine Galland (halaman belum tersedia)">Antoine Galland</a><span style="color: red;"> (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Voltaire" style="color: red;" title="Voltaire">Voltaire</a><span style="color: red;">, </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Diderot" style="color: red;" title="Diderot">Diderot</a><span style="color: red;"> dan lain-lainnya pada </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-18" style="color: red;" title="Abad ke-18">abad ke-18</a><span style="color: red;">.</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /> <h2 style="color: red;"><span class="mw-headline" id="Unsur_dan_ciri_khas">Unsur dan ciri khas</span></h2><span style="color: red;">Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari </span><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Struktur_dramatis&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Struktur dramatis (halaman belum tersedia)">struktur dramatis</a><span style="color: red;">: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Seperti banyak bentuk </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Seni" style="color: red;" title="Seni">seni</a><span style="color: red;"> manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut </span><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengarang" style="color: red;" title="Pengarang">pengarangnya</a><span style="color: red;">.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Cerpen juga memiliki [unsur intrinsik] cerpen. </span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-42071751110693980952011-06-23T20:45:00.005-07:002011-06-23T20:45:29.975-07:00Pengertian Novel<h3 class="post-title entry-title" style="color: red;"> <a href="http://auliawajuanna.blogspot.com/2011/06/pengertian-novel.html"><br />
</a> </h3><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off" style="color: red;"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><span lang="EN-US" style="color: red;">Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya. <a name='more'></a></span><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya. <a href="" name="more"></a></div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>4.<span> </span></span>Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>A.<span> </span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"><span> </span></span>Unsur-Unsur Novel</b></div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 34.05pt;">Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur tersebut adalah :</div><ol start="1" style="color: red;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Unsur Intrinsik</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;">Unsur Intrinsik ini terdiri dari :</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -22.7pt;">a.<span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span>Tema</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -22.7pt;">b.<span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span>Setting</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -22.7pt;">c.<span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span>Sudut Pandang</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock, 1968).</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 13.5pt; text-align: justify; text-indent: 40.5pt;">Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 31.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>3.<span> </span></span>Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">d.<span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span>Alur / Plot </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">e.<span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span>Penokohan </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">f.<span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"> </span>Gaya Bahasa </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)</div><ol start="2" style="color: red;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Unsur Ekstinsik </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain – lain, di luar unsur intrinsic. Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).</div><b style="color: red;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </b> <div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>B.<span> </span></span></b><b>Unsur – unsur Novel Sastra </b></div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Novel sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa unsur yang membedakan keduanya. Unsur – unsur novel sastra serius adalah sebagai berikut : </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra dalam masalah cinta asmara muda – mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah yang penting untuk menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam sastra kadangan hanya penting untuk sekedar menyusun plot cerita belaka, sedang masalah yang sebenarnya berkembang diluar itu. </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah, hal ini dengan sendirinya berhubungan dengan kematangan pribadi si sastrawan sebagai seorang intelektual. </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa dialami atau sudah dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja karya sastra membicarakan hal – hal yang universal dan nyata. Tidak membicarakan kejadian yang artificial (yang dibikin – bikin) dan bersifat kebetulan. </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak mau berhenti pada konvensialisme. Penuh inovasi. </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan silang atau mode sesaat. </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsur – unsur sebagai berikut : </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka, hanya itu tanpa masalah lain yang lebih serius. </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan mengabaikan karakterisasi, problem kehidupan dan unsur-unsur novel lain.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional cerita disusun dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian hanya mengungkapkan permukaan kehidupan, dangkal, tanpa pendalaman.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak hanya dalam kehidupan ini. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang rata-ratatunduk pada hokum cerita konvensional, jarang kita jumpai usaha pembaharuan dalam jenis bacaan ini, sebab demikian itu akan meninggalkan masa pembacanya.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 106.35pt; text-align: justify; text-indent: -106.35pt;">- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang actual, yang hidup dikalangan pergaulan muda-mudi kontenpores di Indonesia pengaruh gaya berbicara serta bahasa sehari-hariamat berpengaruh dalam novel jenis ini.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>C.<span> </span></span></b><b>Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sastra.</b></div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>1)<span> </span></span>Nilai Sosial</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 40.5pt; text-align: justify;">Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan manusia lain.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>2)<span> </span></span>Nilai Ethik</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 40.5pt; text-align: justify;">Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang isinya dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian yang dicari dan dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia. </div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>3)<span> </span></span>Nilai Hedorik</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-size: 7pt; line-height: 150%;"><span> </span></span>Nilai Spirit</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Nialai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><span lang="EN-US" style="color: red;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>5)<span> </span></span>Nilai Koleksi</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;">Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>6)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Nilai Kultural</div><div class="MsoNormal" style="color: red; line-height: 150%; margin-left: 40.5pt; text-align: justify;">Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah.</div>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-12080946637112474142011-06-23T20:40:00.000-07:002011-06-23T20:40:22.461-07:00Perilaku Terpuji<div style="color: red;"> Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam adalah seorang yang sangat elok akhlaknya dan sangat agung wibawanya. Akhlak beliau adalah Al-Qur’an sebagaimana yang dituturkan ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata, yang artinya: “Akhlak Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam adalah Al-Qur’an.” (HR: Muslim). Beliau juga pernah bersabda, yang artinya: <br />
<i>“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).</i></div><a name='more'></a><br />
<br />
Adapun sifat sifat terpuji itu diantaranya adalah<br />
<br />
<br />
<ul style="color: red;"><li>Tawadhu<br />
</li>
<li>Taat<br />
</li>
<li>Qana'an<br />
</li>
<li>Sabar dll.<br />
</li>
</ul><br style="color: red;" /> <table class="toc" id="toc" style="color: red;" summary="Daftar isi"><tbody>
<tr><td><br />
</td></tr>
</tbody></table><a href="http://auliawajuanna.blogspot.com/search/label/Agama%20XII" name="Prilaku_Terpuji_Tawadhu" style="color: red;"></a><h2 style="color: red;"> <span class="mw-headline"> Prilaku Terpuji Tawadhu<br />
</span></h2><span style="color: red;"> Sikap merendah tanpa menghinakan diri- merupakan sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh makhluk-Nya. Sudahkah kita memilikinya? </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Merendahkan diri (tawadhu’) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya. </span><br style="color: red;" /> <b style="color: red;">Tawadhu’''</b><i style="color: red;">adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan marah. Artinya, janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu. </i> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Lawan dari sifat tawadhu’ adalah takabbur (sombong), sifat yang sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah mendefinisikan sombong dengan sabdanya:</span><br style="color: red;" /> <i style="color: red;">“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.” (Shahih, HR. Muslim no. 91 dari hadits Abdullah bin Mas’ud z)</i> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Jika anda mengangkat kepala di hadapan kebenaran baik dalam rangka menolaknya, atau mengingkarinya berarti anda belum tawadhu’ dan anda memiliki benih sifat sombong. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Tahukah anda apa yang diperbuat Allah subhanahu wa ta’ala terhadap Iblis yang terkutuk? Dan apa yang diperbuat Allah kepada Fir’aun dan tentara-tentaranya? Kepada Qarun dengan semua anak buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka semua dibinasakan Allah subhanahu wa ta’ala karena tidak memiliki sikap tawadhu’ dan sebaliknya justru menyombongkan dirinya. </span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-28960035500192066552011-06-23T20:36:00.000-07:002011-06-23T20:36:19.563-07:00Iman kepada hari Akhir<div style="color: red;">A. Dalil Naqli tentang Hari Akhir<br />
Iman kepada hari akhir adalah salah satu rukun iman yang utama selain iman kepada Allah swt. Menurut Prof. Dr. Quraisy Syihab, dalam bukunya Wawasan Al-Quran halaman 80, dua rukun iman inilah yang paling banyak disebutkan dalam Al-Quran. Terbukti al-Quran selalu menyebutkan Iman kepada Hari Akhir dan Iman kepada Allah selalu bersamaan dan berurutan. Diantaranya adalah ayat-ayat berikut ! </div><a name='more'></a><br />
<br />
a. Al-Quran surat al-Baqarah (2) ayat 8 : <br />
Artinya: <br />
<br />
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Q.S. al Baqarah ayat 8)<br />
<br />
b. Al-Quran surat al-Taubah (9) ayat 8 :<br />
Artinya : <br />
Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. al Taubah ayat 8)<br />
<br />
c. Al-Quran surat al-Maidah (5) ayat 69 :<br />
<br />
Artinya : <br />
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Q.S. al Maidah ayat 69)<br />
<br />
d. Al-Quran surat al-Baqarah (2) ayat 177 :<br />
Artinya :<br />
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al Baqarah ayat 177)<br />
<br />
Dengan demikian terlihat bahwa keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan iman kepada hari akhir. Menurut Prof.Quraisy Syihab keimanan kepada Allah tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada hari akhir. keimanan kepada Allah menuntut adanya amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinya dengan adanya keimanan tentang adanya hari akhir. Karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya ditemukan di akhirat nanti. Untuk memperkuat argumennya, beliau menyatakan bahwa kata “yaumul akhir” saja terulang 24 kali, disamping kata "akhirat” terulang 115 kali dalam Al-Quran. Selain itu Al-Quran selalu menggugah hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa hari akhirat, dengan nama-nama yang unik, misalnya “al-Zalzalah”, “al-Qari’ah”, an-Naba’, al-Qiyamah”. Istilah-istilah (yang menjadi nama surat Al-Quran) itu mencerminkan peristiwa dan keadaan yang bakal dihadapi oleh manusia pada saat itu, dengan tujuan agar manusia beriman kepada Allah dan hari akhirat, karena manusia akan bertemu Allah, dan manusia pasti akan mati, karenanya manusia jangan lengah, lupa diri, jangan terpesona dengan kehidupan dunia yang temporal dan menipu, manusia jangan mempertuhankan harta, karena harta tidak dapat menolong pemiliknya dari siksa Allah di hari akhirat.dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-70663096985908755722011-06-23T20:34:00.000-07:002011-06-23T20:34:17.292-07:00Pengertian IsyrafPengertian Isyraf, Yang dimaksud dengan isyraf ialah sutu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya. Seperti makan terlalu kenyang, berpakaian terlalu dalam menybabkan menyapu lantai atau tanah, Menguber hawa nafsu yang berlebihan,<span id="more-287"></span> sehingga dapat melanggar norma-norma Susila, agama, dan hukum.<em><span style="color: blue;"></span></em> <br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen">Artinya:”<em>Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan</em>”.<a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span>Pengertian Tabzir</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang dimaksud dengan tabzir ialah menggunakan/ membelanjakan harta kepada hal yang tidak perlu, atau disebut juga boros. Alah menganggap orang tersebut sebagai temannya syetan. Allah berfirman.<em><span style="color: blue;"> </span></em></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen">Artinya:” <em>Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.</em>” (QS Al Isra’ : 26-27)</span></div>3. Pengertian Ghibah.<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ghibah ialah mempergunjingkan orang lain tentang aib lain atau sesuatu yang apabila didengar oleh orang dibicarakan dia akan benci. Dalam sebuah ayat Allah menggambarkan laksana orang memakan daging saudara yang sudah mati. Allah berfirman. .<em><span style="color: blue;"></span></em></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen">.Artinya :” <em>Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.</em>”( QS. Al Hujurat : 12)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"> </span></div><ol><li class="MsoNormal"><span class="gen">Pengertian Fitnah.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen">Fitnah adalah suatu sipat yang tercela , suatu usaha seseorang untuk mencemarkan nama baik seseorang, sehingga orang yang tidak mengerti persoalan menganggap bahwa fitnah itu benar. Sehingga opini masyarakat akan negative kepada kelompok atau seseorang yang kena fitnah tersebut. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan .</span><em><span style="color: blue;"></span></em></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen">Artinya:”<em>Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah<strong><sup> </sup></strong>itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim</em>.”( QS Al Baqarah : 192-193 )</span></div>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-27628728919886863152011-06-04T01:43:00.000-07:002011-06-04T01:43:26.543-07:00Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti kloroform,eter, benzena. Senyawa-senyawa lipid tidak mempunyai rumus struktur yang sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi Lipid berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi kelompok utama yaitu:Lipid yang dapat disaponifikasi (saponifikasi lipids),Lipid yang tidak dapat disaponifikasi (nonsaponifikasi lipids). (http://greenhati.blogspot.com/2009/01/metabolisme-lipid.html) 1. PENGGOLONGAN LIPID A. Lipid Sederhana a. Trigliserida Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah sebuah gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak. a. Lilin Lilin adalah senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak dengan alkohol bukan gliserol. Pada umumnya asam lemaknya adalah palmitat dan alkoholnya mempunyai atom C sebanyak 26-34. contohnya adalah mirisil palmitat. (Suharsono Martoharsono, 53). Pada umunya malam merupakan ester asam lemah dengan alkohol allifatik bermolekul besar, dan asamnya mempunyai jumlah karbon berkisar antara C25 sampai C35. (Purwo Arbianto, 54) Jika melihat definisi ini maka dapat dikatakan bahwa proses terjadinya lilin adalah merupakan suatu proses esterifikasi antara asam lemak dan alkohol berantai panjang. 1. Lipid Kompleks Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. (Heru Santoso Wahito Nugroho, www.heruswn.weebly.com ) Jika melihat definisi ini maka lipid kompleks dapat dikelompokan menjadi: a. Fosfolid fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat a. Glikolipid Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida Baca selengkapnya » Diposkan oleh Aulia_Wajuanna di 00:51 Reaksi: 0 komentar Label: KIMIA XII Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Polimerisasi Polimerisasi adalah reaksi pembentukan rantai polimer organik yang panjang dan berulang. Polimerisasi digolongkan ke beberapa sistem: sistem adisi-kondensasi dan sistem pertumbuhan rantai bertahap. Bentuk lain dari polimerisasi adalah polimerisasi membuka cincin yang serupa dengan polimerisasi rantai. Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi. Klasifikasi polimer Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.<div class="post-body entry-content" style="color: red;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-weight: normal;">Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti kloroform,eter, benzena. Senyawa-senyawa lipid tidak mempunyai rumus struktur yang sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi <br />
Lipid berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi kelompok utama yaitu:Lipid yang dapat disaponifikasi (saponifikasi lipids),Lipid yang tidak dapat disaponifikasi (nonsaponifikasi lipids). (http://greenhati.blogspot.com/2009/01/metabolisme-lipid.html)<a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-weight: normal;">1.<span style="font-family: "; font-size: 7pt;"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-weight: normal;">PENGGOLONGAN LIPID</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify;">A. Lipid Sederhana</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">a.<span style="font-family: "; font-size: 7pt;"> </span><span dir="LTR">Trigliserida</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;">Trigliserida</span> (atau lebih tepatnya <span style="font-weight: normal;">triasilgliserol</span> atau <span style="font-weight: normal;">triasilgliserida</span>) adalah sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gliserida" title="Gliserida">gliserida</a>, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ester_%28kimia%29&action=edit&redlink=1" title="Ester (kimia) (halaman belum tersedia)">ester</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gliserol&action=edit&redlink=1" title="Gliserol (halaman belum tersedia)">gliserol</a> dan tiga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemak" title="Asam lemak">asam lemak</a>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><style>
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0in 0in 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; font-weight: bold; }div.Section1 { page: Section1; }
</style><b><span style="font-family: "; font-size: 12pt;"></span></b><style>
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0in 0in 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; font-weight: bold; }div.Section1 { page: Section1; }ol { margin-bottom: 0in; }ul { margin-bottom: 0in; }
</style> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">a.<span style="font-family: "; font-size: 7pt;"> </span><span dir="LTR">Lilin</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="SV" style="font-weight: normal;">Lilin adalah senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak dengan alkohol bukan gliserol. Pada umumnya asam lemaknya adalah palmitat dan alkoholnya mempunyai atom C sebanyak 26-34. contohnya adalah mirisil palmitat. </span><span style="font-weight: normal;">(Suharsono Martoharsono, 53).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-weight: normal;">Pada umunya malam merupakan ester asam lemah dengan alkohol allifatik bermolekul besar, dan asamnya mempunyai jumlah karbon berkisar antara C<sub>25</sub> sampai C<sub>35. </sub>(Purwo Arbianto, 54)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-weight: normal;">Jika melihat definisi ini maka dapat dikatakan bahwa proses terjadinya lilin adalah merupakan suatu proses esterifikasi antara asam lemak dan alkohol berantai panjang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><style>
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0in 0in 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; font-weight: bold; }a:link, span.MsoHyperlink { color: blue; text-decoration: underline; }a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed { color: purple; text-decoration: underline; }div.Section1 { page: Section1; }ol { margin-bottom: 0in; }ul { margin-bottom: 0in; }
</style> </div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="A"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Lipid Kompleks</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 9pt;">Lipid kompleks adalah <span style="font-weight: normal;">kombinasi antara lipid dengan molekul lain. (</span><span style="font-weight: normal;">Heru Santoso Wahito Nugroho, </span><span style="font-weight: normal;"><a href="http://www.heruswn.weebly.com/">www.heruswn.weebly.com</a></span><span style="font-weight: normal;"> )</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 9pt;"><span lang="SV" style="font-weight: normal;">Jika melihat definisi ini maka lipid kompleks dapat dikelompokan menjadi:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-weight: normal;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">a.<span style="font-family: "; font-size: 7pt;"> </span><span dir="LTR">Fosfolid</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-weight: normal;">fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat</span></div><div class="post-body
entry-content"><style>
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0in 0in 0.0001pt; font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman"; font-weight: bold; }div.Section1 { page: Section1; }ol { margin-bottom: 0in; }ul { margin-bottom: 0in; }
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">a.<span style="font-family: "; font-size: 7pt;"> </span><span dir="LTR">Glikolipid</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;">Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. </span></div><span style="font-family: "; font-size: 12pt;">Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida </span></div></div><div class="jump-link" style="color: red;"> <a href="http://auliawajuanna.blogspot.com/2011/05/lipid.html#more" title="LIPID">Baca selengkapnya »</a> </div><div class="post-footer" style="color: red;"> <div class="post-footer-line post-footer-line-1"> <span class="post-author vcard"> Diposkan oleh <span class="fn">Aulia_Wajuanna</span> </span> <span class="post-timestamp"> di <a class="timestamp-link" href="http://auliawajuanna.blogspot.com/2011/05/lipid.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" title="2011-05-30T00:51:00-07:00">00:51</abbr></a> </span> <span class="reaction-buttons"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td class="reactions-label-cell" nowrap="nowrap" valign="top" width="1%"> <span class="reactions-label"> Reaksi:</span> </td> <td><br />
</td> </tr>
</tbody></table></span> <span class="star-ratings"> </span> <span class="post-comment-link"> <a class="comment-link" href="http://auliawajuanna.blogspot.com/2011/05/lipid.html#comments">0 komentar</a> </span> <span class="post-backlinks post-comment-link"> </span> <span class="post-icons"> <span class="item-control blog-admin pid-36971467"> <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7596393961899682734&postID=824130023332099453" title="Edit Entri"> <img alt="" class="icon-action" height="18" src="img/icon18_edit_allbkg.gif" width="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="post-footer-line post-footer-line-2"> <span class="post-labels"> Label: <a href="http://auliawajuanna.blogspot.com/search/label/KIMIA%20XII" rel="tag">KIMIA XII</a> </span> <span class="post-share-buttons"> <a class="share-button sb-email" href="http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7596393961899682734&postID=824130023332099453&target=email" target="_blank" title="Kirimkan Ini lewat Email"> <span class="share-button-link-text">Kirimkan Ini lewat Email</span></a> <a class="share-button sb-blog" href="http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7596393961899682734&postID=824130023332099453&target=blog" target="_blank" title="BlogThis!"> <span class="share-button-link-text">BlogThis!</span></a> <a class="share-button sb-twitter" href="http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7596393961899682734&postID=824130023332099453&target=twitter" target="_blank" title="Berbagi ke Twitter"> <span class="share-button-link-text">Berbagi ke Twitter</span></a> <a class="share-button sb-facebook" href="http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7596393961899682734&postID=824130023332099453&target=facebook" target="_blank" title="Berbagi ke Facebook"> <span class="share-button-link-text">Berbagi ke Facebook</span></a> <a class="share-button sb-buzz" href="http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7596393961899682734&postID=824130023332099453&target=buzz" target="_blank" title="Berbagi ke Google Buzz"> <span class="share-button-link-text">Berbagi ke Google Buzz</span></a> </span> </div><div class="post-footer-line post-footer-line-3"> <span class="post-location"> </span> </div></div><a href="" name="4518802210341191535" style="color: red;"></a> <h3 class="post-title entry-title" style="color: red;"> <a href="http://auliawajuanna.blogspot.com/2011/05/polimerisasi.html">Polimerisasi</a> </h3><strong style="color: red;">Polimerisasi</strong><span style="color: red;"> adalah reaksi pembentukan rantai </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polimer" style="color: red;" title="Polimer">polimer</a><span style="color: red;"> organik yang panjang dan berulang. Polimerisasi digolongkan ke beberapa sistem: </span><em style="color: red;">sistem adisi-kondensasi</em><span style="color: red;"> dan </span><em style="color: red;">sistem pertumbuhan rantai bertahap</em><span style="color: red;">. Bentuk lain dari polimerisasi adalah </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polimerisasi_membuka_cincin&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Polimerisasi membuka cincin (halaman belum tersedia)">polimerisasi membuka cincin</a><span style="color: red;"> yang serupa dengan polimerisasi rantai.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah </span><strong style="color: red;">polimerisasi adisi </strong><span style="color: red;">dan </span><strong style="color: red;">polimerisasi kondensasi</strong><span style="color: red;">. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi.</span><br style="color: red;" /> <h2 style="color: red;">Klasifikasi polimer</h2><span style="color: red;">Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plastik" style="color: red;" title="Plastik">plastik</a><span style="color: red;">, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami seperti </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Shellac&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Shellac (halaman belum tersedia)">shellac</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amber&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Amber (halaman belum tersedia)">amber</a><span style="color: red;"> telah digunakan selama beberapa abad. </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas" style="color: red;" title="Kertas">Kertas</a><span style="color: red;"> diproduksi dari </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Selulosa" style="color: red;" title="Selulosa">selulosa</a><span style="color: red;">, sebuah </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polisakarida&action=edit&redlink=1" style="color: red;" title="Polisakarida (halaman belum tersedia)">polisakarida</a><span style="color: red;"> yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protein" style="color: red;" title="Protein">protein</a><span style="color: red;"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nukleat" style="color: red;" title="Asam nukleat">asam nukleat</a> memainkan peranan penting dalam proses biologi.dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-51869041058845713162011-06-04T01:35:00.000-07:002011-06-04T01:35:14.011-07:00FENOMENA LISTRIK STATIS<div style="color: red;">Apakah kamu pernah iseng menggosokkan penggaris plastik pada tangan kemudian mendekatkannya ke rambut?… kalau memang pernah… tapi boleh juga sih dicoba… selanjutnya jika diamati… beberapa helai rambut berdiri karenanya. Cara lain, dengan menggunakan balon, gosokkan balon ke rambut kita kemudian tempelkanlah pada dinding…. balon akan menempel pada dinding. Beberapa contoh tersebut adalah salah satu dari sekian banyak fenomena listrik statis (elektrostatik) <span id="more-141"></span>yang telah menjadi perhatian manusia sejak ribuan tahun lalu. Atau… dalam skala yang lebih besar fenomena elektrostatik sering kita lihat pada peristiwa timbulnya petir atau halilintar, hal ini diakibatkan adanya loncatan muatan listrik statis di ionosfir.</div><a name='more'></a><br />
Tahun 1700-an, seorang Ilmuan bernama <strong><em>Du Fay</em></strong> menunjukkan bahwa ada dua jenis gejala kelistrikan statik. Pertama bahwa gejala listrik ini dapat menimbulkan efek tarik-menarik pada benda tertentu dan yang kedua dapat menyebabkan tolak-menolak. Dari dua gejala ini disimpulkan terdapat dua jenis sumber listrik (yang kemudian disebut muatan listrik). Du Fay menamakan gejala ini dengan istilah resinous (-) dan vitreous (+).<br />
Seorang ilmuan, sastrawan, politisi dan terutama salah seorang penggagas deklarasi kemerdekaan Amerika, <strong><em>Benjamin Franklin</em></strong> pada tahun 1752 kemudian menyatakan bahwa kedua jenis listrik (muatan listrik) ini sebagai positif (+) dan negatif (-). Penamaan ini dipakai hingga saat ini dan amat membantu dalam menjelaskan gaya elektrostatik.<br />
<strong><em>Robert A. Millikan</em></strong> (1869-1953) kemudian melakukan eksperimen yang bertujuan mencari harga muatan yang paling kecil yang bisa didapatkan. Percobaan Millikan dikenal sebagai percobaan tetes-minyak (oil-drop). Percobaan ini dilakukan dengan meneteskan minyak dengan tetesan kecil melalui dua pelat logam dengan beda potensial yang dapat diatur. Medan listrik yang dihasilkan dari kedua pelat akan menarik muatan listrik dari tetesan minyak tadi pada pelat bagian atas, dan jika beda tegangan diatur agar cukup bisa mengimbangi gaya gravitasi pada tetes minyak, maka partikel-partikel minyak yang mengandung muatan tadi akan melayang karena keseimbangan gaya ini. Pada keadaan ini gaya gravitasi (yang dapat kita hitung) sama dengan gaya elektrostatik, sehingga muatan dapat diketahui besarnya. Melalui banyak percobaan dengan tetes minyak yang beragam massanya, maka Millikan mengamati bahwa hasil dari muatan listrik yang diperoleh selalu kelipatan dari 1,602 x 10<sup>-19</sup> C. Hasil percobaan tetes minyaknya didapatkan harga muatan terkecil sebesar 1,6 x 10<sup>-19</sup>. Harga muatan ini dimiliki oleh partikel terkecil elektron, sehingga bilangan tersebut disebut e (muatan elektron). e = 1,602 x10<sup>-19</sup> C. Artinya benda apapun yang bermuatan listrik, muatannya adalah kelipatan bilangan bulat dari harga e (1e, 2e, 3e, dst). Atas percobaan ini Millikan menerima hadiah Nobel bidang Fisika.dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-33723997945188231302011-06-04T01:33:00.001-07:002011-06-04T01:33:46.957-07:00Gelombang Cahaya<div style="color: red;">Saat cuaca cerah, pada siang hari kita bisa melihat matahari dan malamnya bisa melihat bulan ataupun bintang. <em>Matahari, bulan</em> dan <em>bintang</em> adalah bagian dari benda langit, yang ketika kita melihatnya ataupun mengamatinya, informasi yang bisa kita tangkap langsung dari benda langit tersebut berupa <strong>cahaya</strong>. Dan dari cahaya tersebut para astronom dapat menentukan <em>posisi, jarak, warna, suhu, jenis zat yang dikandungnya, energi</em> dan lain sebagainya. Jadi cahaya itu ilmu, cahaya merupakan bagian dari fenomena fisika, tanpa cahaya bisa jadi ilmu astronomi tidak akan pernah ada, tanpa cahaya kita tidak akan bisa hidup. <span id="more-60"></span>Dari fenomena cahaya ini, banyak para ilmuwan memuculkan berbagai gagasan ataupun teori tentang cahaya. Namun demikian, didalam ilmu pengetahuan, kebenaran dari suatu gagasan maupun teori akan sangat di tentukan oleh uji eksperimen. </div><a name='more'></a>f<br />
<a href="" name="more"></a><br />
Ilmuwan <strong><em>Abu Ali Hasab Ibn Al-Haitham (965–sekitar 1040)</em></strong>, menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat. Sedangkan cahaya lain yang mengenai mata tidak secara tegak lurus tidak dapat dilihat.<br />
Ada <em>teori Partikel</em> oleh <strong>Isaac Newton</strong> (1642-1727) dalam <em>Hypothesis of Light</em> pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halus (<em>corpuscles</em>) yang memancar ke semua arah dari sumbernya. <em>Teori Gelombang</em> oleh <strong>Chrisiaan Huygens</strong> (1629-1695), menyatakan bahwa cahaya dipancarkan ke segala arah sebagai gelombang seperti bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya pada frekuewensi dan panjang gelombang saja.<br />
Pada zaman Newton dan Huygens hidup, orang-orang beranggapan bahwa gelombang yang merambat pasti membutuhkan medium. Padahal ruang antara bintang-bintang dan planet-planet merupakan ruang hampa (vakum) sehingga menimbulkan pertanyaan apakah yang menjadi medium rambat cahaya matahari sampai ke bumi jika cahaya merupakan gelombang seperti yang dikatakan Huygens. Inilah kritik orang terhadap pendapat Huygens. Kritik ini dijawab oleh Huygens dengan memperkenalkan zat hipotetik (dugaan) yang bernama eter<strong>.</strong> Zat ini sangat ringan, tembus pandang dan memenuhi seluruh alam semesta. Eter membuat cahaya yang berasal dari bintang-bintang sampai ke bumi.<br />
Pada dekade awal Abad 20, berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan seperti <strong>Thomas Young</strong> (1773-1829) dan <strong>Agustin Fresnell</strong> (1788-1827) berhasil membuktikan bahwa <em>cahaya dapat melentur (difraksi)</em> dan <em>berinterferensi</em>. Gejala alam yang khas merupakan sifat dasar gelombang bukan partikel. Percobaan yang dilakukan oleh <strong>Jeans Leon Foulcoult</strong> (1819-1868) menyimpulkan bahwa <em>cepat rambat cahaya dalam air lebih rendah dibandingkan kecepatannya di udara</em>. Padahal Newton dengan teori emisi partikelnya meramalkan kebalikannya. Selanjutnya <strong>Maxwell</strong> (1831-1874) mengemukakan pendapatnya bahwa <em>cahaya dibangkitkan oleh gejala kelistrikkan dan kemagnetan sehingga tergolong gelombang elektomagnetik</em>. Sesuatu yang yang berbeda dengan gelombang bunyi yang tergolong gelombang mekanik. Gelombang elekromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa medium dan kecepatan rambatnyapun amat tinggi bila dibandingkan dengan gelombang bunyi. <em>Gelombang elekromagnetik merambat dengan kecepatan 300.000 km/s</em>. Kebenaran pendapat Maxwell tak terbantahkan ketika Hertz (1857-1894) berhasil membuktikan secara eksperimental yang disusun dengan penemuan-penemuan berbagai gelombang yang tergolong gelombang elekromagnetik seperti sinar x, sinar gamma, gelombang mikro RADAR dan sebagainya.<br />
Dewasa ini pandangan bahwa cahaya merupakan gelombang elektomagnetik umum diterima oleh kalangan ilmuwan, walaupun hasil eksperimen <strong>Michelson</strong> dan <strong>Morley</strong> di tahun 1905 gagal membuktikan keberadaan eter seperti yang di sangkakan keberadaan oleh Huygen dan Maxwell.<br />
Di sisi lain pendapat Newton tentang cahaya menjadi partikel tiba-tiba menjadi polpuler kembali setelah lebih dari 300 tahun tenggelam di bawah populeritas pendapat Huygens. Dua fisikawan pemenang hadiah Nobel, <strong>Max Plack</strong> (1858-1947) dan <strong>Albert Einstein</strong> mengemukan teori mereka tentang <em>Foton</em>..<br />
Berdasarkan hasil penelitian tentang sifat-sifat termodinamika radiasi benda hitam, Planck menyimpulkan bahwa cahaya di pancarkan dalam bentuk-bentuk partikel kecil yang disebut <strong>kuanta</strong>. Gagasan Planck ini kemudian berkembang menjadi teori baru dalam fisika yang disebut <em>teori Kuantum</em>. Dengan teori ini, Einstein berhasil menjelaskan peristiwa yang dikenal dengan nama <em>efek foto listrik</em>, yakni pemancaran elekton dari permukaan logam karena lagam tersebut di sinari cahaya.<br />
Jadi dalam kondisi tertentu cahaya menunjukkan sifat sebagai gelombang dan dalam kondisi lain menunjukkan sifat sebagai partikel. Hal ini di sebut sebagai <strong>dualisme</strong> <strong>cahaya</strong>. <em>(source: e-dukasi.net)</em>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-5569922654546996052011-06-04T01:31:00.001-07:002011-06-04T01:31:55.971-07:00Gelombang Longitudinal<div class="wp-caption-text" style="color: red;">Pernahkah kita membayangkan bagaimana rasanya jika dunia ini begitu sepi… hening… tanpa bunyi / suara?.. Atau sebaliknya… Pernahkah kita membayangkan jika dunia ini terlalu berisik… bising…, banyak terdengar suara pabrik, suara kendaraaan bermotor atau suara lainnya yang memekakkan telinga ?… <span id="more-47"></span>Apalagi kondisi ini berlangsung cukup lama… jangan deh… cukup dalam bayangan saja…</div><em style="color: red;"><strong>Bunyi</strong></em><span style="color: red;"> atau </span><em style="color: red;"><strong>Suara</strong></em><span style="color: red;"> merupakan salah satu fenomena fisika yang selalu kita alami sehari-hari. Contoh bunyi yang sering kita nikmati adalah musik. Musik bisa memberikan inspirasi saat kita sedang belajar, bekerja atau beraktifitas. Gimana jadinya ya kalau dunia ini tanpa musik?</span><a name='more'></a><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Adakalanya bunyi iu bisa juga menjadi sumber polusi manakala yang kita dengar itu berupa </span><em style="color: red;">Musik keras yang berlebihan, </em><em style="color: red;"> </em><em style="color: red;">Kendaraan bermotor dengan suara knalpot yang berbunyi bising/keras </em><span style="color: red;">, suara </span><em style="color: red;">Mesin pesawat terbang </em><span style="color: red;">dan</span><em style="color: red;"> aktifitas pabrik.. </em><span style="color: red;">kesemuanya menjadi sumber polusi suara… ya tho?</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Karenanya, </span><strong style="color: red;">bunyi</strong><span style="color: red;"> adalah anugrah Tuhan yang mesti kita syukuri. So.. tidak salah khan jika pokok bahasan tentang gelombang Bunyi cukup menarik untuk dipelajari ?…</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Dalam fisika</span><strong style="color: red;">, Bunyi</strong><span style="color: red;"> atau </span><strong style="color: red;">suara</strong><span style="color: red;"> adalah </span><em style="color: red;"><strong>gelombang longitudinal</strong></em><span style="color: red;"> yang merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil perambatan energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar memancarkan gelombang-gelombang longitudinal ke segala arah melalui medium baik </span><strong style="color: red;"><em>padat, cair</em></strong><span style="color: red;"> maupun </span><strong style="color: red;"><em>gas</em></strong><span style="color: red;">. Sumber getar tersebut dapat berasal dari dawai/kawat, pipa organa, bahkan ombak di pantai.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Kebanyakan suara merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan getar atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz). Bunyi tunggal yang frekuensinya teratur dinamakan </span><strong style="color: red;"><em>nada</em></strong><span style="color: red;">, sedangkan bunyi tunggal yang frekuensinya tidak teratur dinamakan </span><strong style="color: red;"><em>desis</em></strong><span style="color: red;">. Amplitudo gelombang menentukan kuat-lemahnya suatu bunyi atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam decibel (dB). Semakin tinggi amplitudoya semakin nyaring bunyi tersebut. Bunyi pesawat yang lepas landas mencapai sekitar 120 dB. Sedang bunyi desiran daun sekitar 33 dB.</span><br style="color: red;" /> <a href="" name="more" style="color: red;"></a><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Manusia dapat mendengar bunyi saat </span><strong style="color: red;">gelombang bunyi</strong><span style="color: red;"> merambat di udara atau medium lain sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz dinamakan </span><em style="color: red;">ultrasonik</em><span style="color: red;"> dan di bawah 20 Hz dinamakan </span><em style="color: red;">infrasonik</em><span style="color: red;">.</span><br style="color: red;" /> <strong style="color: red;">Gelombang bunyi</strong><span style="color: red;"> terdiri dari </span><em style="color: red;">molekul-molekul udara</em><span style="color: red;"> yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya mengapa Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi akan merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Adakalanya frekuensi yang didengar oleh pengamat mengalami perubahan sacara tiba-tiba manakala sumber bunyi (misal klakson mobil) bergerak mendekati atau menjauhi menurut pengamat yang diam. Fenomena ini dikenal sebagai </span><strong style="color: red;"><em>Efek Doppler</em></strong><span style="color: red;">, yaitu perbedaan frekuensi yang diterima oleh pendengar dengan frekuensi asli sumber getarnya relatif antara pendengar dan sumber bunyi. Bila kedudukan antara pengamat dan sumber saling mendekat, maka pengamat mendengar frekuensi yang lebih tinggi, dan bila kedudukannya saling menjauh maka pengamat mendengar frekuensi yang lebih rendah. Dan fenomena ini berhasil dijelaskan oleh fisikawan </span><strong style="color: red;">Christian Johann Doppler</strong><span style="color: red;"> (1803-1855) pada tahun 1842.</span><br style="color: red;" /> <strong style="color: red;">Selengapnya lihat <em>Video</em> dan <em>Physics Flash Animations</em> :</strong>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-24335106982316140512011-06-04T01:30:00.001-07:002011-06-04T01:30:34.860-07:00Gelombang Air<div class="wp-caption-text" style="color: red;"><strong><em>Gelombang</em></strong><em> </em>adalah <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gangguan&action=edit&redlink=1" title="Gangguan (halaman belum tersedia)">gangguan</a> yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_elektromagnetik" title="Radiasi elektromagnetik">radiasi elektromagnetik</a>, dan mungkin <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Radiasi_gravitasional&action=edit&redlink=1" title="Radiasi gravitasional
(halaman belum tersedia)">radiasi gravitasional</a>, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Medium" title="Medium">medium</a> (yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya" title="Gaya">gaya</a> memulihkan yang lentur), mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Energi" title="Energi">energi</a> dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Partikel" title="Partikel">partikel</a> medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Bahkan, setiap titik khusus <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Osilasi" title="Osilasi">berosilasi</a> di sekitar satu posisi tertentu.<span id="more-24"></span><a name='more'></a></div><em style="color: red;">(http://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang)</em><br style="color: red;" /> <strong style="color: red;"><em>Jenis Gelombang</em></strong><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Ditinjau dari arah getar (gangguan/usikan), gelombang dibedakan menjadi </span><strong style="color: red;"><em>gelombang transversal</em></strong><span style="color: red;"> dan </span><strong style="color: red;"><em>gelombang longitudinal</em></strong><span style="color: red;">. Sedangkan ditinjau dari medium perambatannya, gelombang dibedakan menjadi </span><strong style="color: red;"><em>gelombang mekanik</em></strong><span style="color: red;"> dan </span><strong style="color: red;"><em>gelombang elektromagnetik</em></strong><span style="color: red;">.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Untuk lebih mengetahui dan memahami seberapa besar kecepatan arah getar dan rambatannya, aliran energi gelombang, intensitas gelombang dan gejala-gejala lainnya yang menyertai fenomena gelombang, diperlukan beberapa persamaan fisika tentang gelombang itu. </span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-66492089119487482062011-06-04T01:29:00.000-07:002011-06-04T01:29:23.952-07:00MEDAN MAGNET<div style="color: red;">Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET.<br />
Macam-macam bentuk magnet, antara lain :<br />
magnet batang magnet ladam magnet jarum<br />
<a href="http://lh4.ggpht.com/_p0mMiAb9_c4/SnjE87lsHfI/AAAAAAAABCs/4CEvzUWQVtE/s1600-h/clip_image001%5B3%5D.gif"><img alt="clip_image001" border="0" height="56" src="http://lh6.ggpht.com/_p0mMiAb9_c4/SnjE900agwI/AAAAAAAABCw/_pJgavVSxKo/clip_image001_thumb.gif?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image001" width="244" /></a><br />
Magnet dapat diperoleh dengan cara buatan.<br />
Jika baja di gosok dengan sebuah magnet, dan cara menggosoknya dalam arah yang tetap, maka baja itu akan menjadi magnet.</div><a name='more'></a><br />
<a href="http://lh3.ggpht.com/_p0mMiAb9_c4/SnjE-4ibXPI/AAAAAAAABC0/JzKOkWO0Ovk/s1600-h/clip_image002%5B3%5D.gif"><img alt="clip_image002" border="0" height="105" src="http://lh5.ggpht.com/_p0mMiAb9_c4/SnjE_5YRQOI/AAAAAAAABC4/fUEISM9tiq0/clip_image002_thumb.gif?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image002" width="150" /></a><br />
Baja atau besi dapat pula dimagneti oleh arus listrik. <br />
Baja atau besi itu dimasukkan ke dalam kumparan kawat, kemudian ke dalam kumparan kawat dialiri arus listrik yang searah. Ujung-ujung sebuah magnet disebut <i>Kutub Magnet</i>. Garis yang menghubungkan kutub-kutub magnet disebut sumbu magnet dan garis tegak lurus sumbu magnet serta membagi dua sebuah magnet disebut garis sumbu.<br />
<a href="http://lh4.ggpht.com/_p0mMiAb9_c4/SnjFAoDZ8rI/AAAAAAAABC8/7B3roBVsWH0/s1600-h/clip_image003%5B3%5D.gif"><img alt="clip_image003" border="0" height="76" src="http://lh6.ggpht.com/_p0mMiAb9_c4/SnjFBUdk7pI/AAAAAAAABDA/dIHuk9gZB0Y/clip_image003_thumb.gif?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image003" width="244" /></a><br />
Sebuah magnet batang digantung pada titik beratnya. Sesudah keadaan setimbang tercapai, ternyata kutub-kutub batang magnet itu menghadap ke Utara dan Selatan.<br />
Kutub magnet yang menghadap ke utara di sebut kutub Utara.<br />
Kutub magnet yang menghadap ke Selatan disebut kutub Selatan.<br />
Hal serupa dapat kita jumpai pada magnet jarum yang dapat berputar pada sumbu tegak ( jarum deklinasi ).<br />
Kutub Utara jarum magnet deklinasi yang seimbang didekati kutub Utara magnet batang, ternyata kutub Utara magnet jarum bertolak. Bila yang didekatkan adalah kutub selatan magnet batang, kutub utara magnet jarum tertarik.<br />
<a href="http://lh3.ggpht.com/_p0mMiAb9_c4/SnjFCf6xIjI/AAAAAAAABDE/KJsRwfHLwM0/s1600-h/clip_image004%5B3%5D.gif"><img alt="clip_image004" border="0" height="122" src="http://lh5.ggpht.com/_p0mMiAb9_c4/SnjFDkbSUQI/AAAAAAAABDI/EqymfTQE3Mw/clip_image004_thumb.gif?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image004" width="244" /></a><br />
Kesimpulan : Kutub-kutub yang sejenis tolak-menolak dan kutub-kutub yang tidak sejenis tarik-menarik<br />
Jika kita gantungkan beberapa paku pada ujung-ujung sebuah magnet batang ternyata jumlah paku yang dapat melekat di kedua kutub magnet sama banyak. Makin ke tengah, makin berkurang jumlah paku yang dapat melekat.<br />
Kesimpulan : Kekuatan kutub sebuah magnet sama besarnya semakin ke tengah kekuatannya makin berkurang.dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-48661733011140290702011-06-04T01:28:00.000-07:002011-06-04T01:28:14.370-07:00Fisika atom<div style="color: red;"><span style="font-size: small;"><b>Fisika atom</b> adalah fisika "hull" elektron atom.<br />
Orang awam biasanya menghubungkan istilah <i>fisika atom</i> dengan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tenaga_nuklir&action=edit&redlink=1" title="Tenaga nuklir (halaman belum tersedia)">tenaga nuklir</a> dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bom_nuklir" title="Bom nuklir">bom nuklir</a>, dikarenkan penggunaan sinonim dari kata <i>atom</i> dan <i>nuklir</i> dalam <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Standar_Inggris&action=edit&redlink=1" title="Standar Inggris (halaman belum tersedia)">standar Inggris</a>. Namun, fisikawan membedakan antara fisika atom (berhadapan dengan efek hull elektron dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spin_%28fisika%29" title="Spin
(fisika)">spin</a> keseluruhan nukleus dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muatan_listrik" title="Muatan
listrik">muatan listrik</a>) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika_nuklir" title="Fisika nuklir">fisika nuklir</a> (berhadapan dengan gaya dalam <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nukleus_atom" title="Nukleus atom">nukleus atom</a> dan reaksi yang mengubah, menyatukan atau memisahkan mereka).<a name='more'></a><br />
Awal dari fisika atom ditandai dengan penemuan dan penelitian <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Garis_spektral&action=edit&redlink=1" title="Garis spektral (halaman belum tersedia)">garis spektral</a>. Hal ini menggambarkan garis yang jelas dalam spektrum panas dan cahaya.<br />
Penelitian dari garis-garis ini menuju ke <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Model_atom_Bohr" title="Model atom
Bohr">model atom Bohr</a> dan sampai ke pengertian kita sekarang tentang hull elektron atom seperti dijelaskan oleh <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Model_atom_orbital&action=edit&redlink=1" title="Model atom orbital (halaman belum tersedia)">model atom orbital</a> yang merupakan dasar dari seluruh pemahaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia" title="Kimia">kimia</a>. Kesimpulan ini tidak secara langsung, tetapi merupakan hasil dari riset lebih dari satu abad, yang telah sukses dalam menaruh kimia sebagai suatu dasar dan juga memberikan banyak aplikasi baru. </span></div>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-77978883555093349942011-06-04T01:22:00.001-07:002011-06-04T01:22:32.983-07:00Agen-agen sosialisasi<div class="post-body entry-content" id="post-body-8610501736943428805" style="color: red;"> <strong>Keluarga</strong><br />
Kelompok yang paling berperan dalam pembentukan pribadi seseorang adalah keluarga.Dimana kita juag diperkenalkan tentang nilai gender misal:anak perempuan membantu ibu di dapur dan anak laki-laki membantu ayahnya membetulkan genting.<br />
<br />
<strong>Lingkungan Tempat Tinggal </strong><br />
Berdasarkan hasil penelitian anak dari pemukiman miskin menjadi anak yang sering bertabrakan dengan hukum dan anak yang berada di lingkungan yang berada lebih terjaga biasanya menjadi lebih aman keberadaannya.Atau bagaimana keluarga--keluarga yang tinggal di lingkungan sampah tidak menganggap bahaya mengancam ketika anak mereka bermain di tumpukan sampah.<a name='more'></a><br />
<br />
<strong>Agama</strong><br />
Dengan nilai yang ada di dalamnya,agama menjadi penting bagi kehidupan kita.Juga pada pemahaman baik dan buruk pada seseorang .<br />
<br />
<strong>Sekolah </strong><br />
Dalam konteks ini,mereka belajar tentang perspektif yang lebih luas tentang segala hal yang membantu mereka untuk menjalankan peran yang ada di luar keluarga.Misal tentang:patriotisme,kebaikan,demokrasi,kejujuran yang diselipkan dalam pelajaran .Disekolah juga diajarkan pesan-pesan khusus negara.<br />
<br />
<strong>Kelompok Bermain</strong><br />
Nilai-nilai yang berkeliaran di antara teman dalam kelompok bermain ini sering menjadi sangat menjengkelkan untuk orang tua karena kadang sama sekali tidak pernah didengar di rumah atau di sekolah.Dan untuk konteks remaja,misal keberadaan teman kongko-kongko juga tidak bisa dikesampingkan yang sangat memengaruhi gaya dan tingkah laku kita. </div><div class="post-footer" style="color: red;"> <div class="post-footer-line post-footer-line-1"><span class="post-author vcard"> Posted by <span class="fn">PORTOFOLIO KARINA KSR PELANGI</span> </span> <span class="post-timestamp"> at <a class="timestamp-link" href="http://pelangi-sosiologisma.blogspot.com/2008/09/agen-agen-sosialisasi.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" title="2008-09-15T04:54:00-07:00">4:54 AM</abbr></a> </span> <span class="post-comment-link"> <a class="comment-link" href="https://www.blogger.com/comment.g?blogID=1083740934435106932&postID=8610501736943428805">1 comments</a> </span> <span class="post-icons"> <span class="item-control blog-admin pid-1926281919"> <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=1083740934435106932&postID=8610501736943428805" title="Edit Post"> <img alt="" class="icon-action" height="18" src="http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif" width="18" /> </a> </span> </span> </div><div class="post-footer-line post-footer-line-2"><span class="post-labels"> Labels: <a href="http://pelangi-sosiologisma.blogspot.com/search/label/Proses%20Sosialisasi" rel="tag">Proses Sosialisasi</a> </span> </div><div class="post-footer-line post-footer-line-3"><span class="post-location"> </span> </div></div><h2 class="date-header" style="color: red;"><span>Saturday, September 6, 2008</span></h2><a href="http://auliawajuanna.blogspot.com/search/label/sosiologi%20X" name="8896632672485696620" style="color: red;"></a> <h3 class="post-title entry-title" style="color: red;"> <a href="http://pelangi-sosiologisma.blogspot.com/2008/09/proses-sosialisasi.html">Proses Sosialisasi</a> </h3><div class="post-header" style="color: red;"> </div><span style="color: red;">Bicara sosiolasisasi berarti bicara tentang semua hal yang menyangkut diri kita sebagai seorang manusia.Kepribadia,moralitas dan juga emosi.Ada beberapa teori yang bicara tentang ini dan salah satunya adalah menurut </span><strong style="color: red;">Peter Berger,</strong><span style="color: red;">sosialisasi adalah proses melalui mana seorang anak belajar menjadi anggota keluarga yang berpatisipasi dalam masyarakat.Jadi yang diajarkan melalui proses ini adalah peran-peran.</span><strong style="color: red;">Charles Horton </strong><span style="color: red;">Cooley juga menciptakan teori konsep diri yang mengandung tiga unsur:</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /> <ul style="color: red;"><li>Kita membayangkan bagaimana diri kita dilihat dari orang lain sekitar kita</li>
<li>Kita menginterpretasi reaksi orang lain dan mengira-ngra apakah mereka suka atau tidak dengan tuduhan pemberontak tadi</li>
<li>Kita mengembangkan konsep diri,tanpa sadar dipantulkan orang lain</li>
</ul><strong style="color: red;">George </strong><span style="color: red;">Herbert juga mengembangkan teori pengambilam peran,dan dengan konsep tidak ada lagi kesulitan menempatkan diri saat sedang bersama orang lain dengan:meniru,bermain permainan.Dimana pada tahap itu anak harus mampu meniru mimik,gerak tubuh dan kata-kata,meniru peran dari orang tertentu dan memainkan peran.Dalam teori ini juga membedakan "saya" dalam subjek dan objek,"I" adalah yang memonitor dan "me" adalah yang harus menempatkan diri dalam situasi tertentu. </span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-84745986271275924242011-06-04T01:21:00.000-07:002011-06-04T01:21:14.488-07:00Nilai Dan Norma Sosial<div style="color: red;">Menangis,persahabatan,adalah kata-kata yang mencerminkan bahwa ada interaksi sosial yang terjadi di dalamnya.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,interaksi sosial memiliki arti hubungan sosial yang dinamis antara orang peroseorangan dan kelompok.Setiap tindakan kita dibatasi oleh aturan,nilai maupun nomra sosial sehingga kita tidak senekanya.Apa yang terjadi jika aturan,nilai,dan norma itu tidak ada?.<br />
Nilai dan norma sosial memiliki peranan penting dalam setiap masyarakat beradab.Hal ini penting karena nilai dan norma tersebut berfungsi untuk mengatur tata kehidupan setiap anggota masyarakat sebagai makhluk sosial.</div><a name='more'></a><br />
<br />
<br />
<ul style="color: red;"><li>Pengertian Nilai Sosial </li>
</ul><span style="color: red; font-size: 85%;">Nilai merupakan kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal mengenai baik,buruk,benar,salah,patut-tidak patutu,mulia-hina,penting-tidak penting.Menurut <strong>C.Kluckhohn</strong> semua nilai kebudayaan alam pada dasarnya ada lima:</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">a)nilai hakikat hidup manusia</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">b)nilai mengenai hakikat karya manusia</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">c)nilai hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">d)nilai dari hubungan manusia dengan alam sekitar</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">e)nilai dari hubungan manusia dengan sesamanya</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;"></span> <br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">Bila sikap dan perasaan tentang nilai sosial itu diikat bersama,maka disebut nilai sosial.Ini melahirkan adanya nilai individual dan definisi yang dikemukakakn oleh para ahli misalnya:</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">a)<strong>Kimbali Young .</strong>nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benad dan apa yang penting</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">b)<strong>A.W.Green.</strong>nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">c)<strong>Woods.</strong>nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan.</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">Nilai sosial dibedakan menjadi tiga macam yaitu:</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">1)Nilai material (berguna untuk jasmani manusia)</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">2)Nilai vital (berguna untuk aktivitas manusia)</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">3)Nilai kerohanian (berguna untuk sumber akal,perasaan dan keagamaan)</span><br style="color: red;" /> <ul style="color: red;"><li><span style="font-size: 100%;">Norma Sosial </span></li>
</ul><span style="color: red; font-size: 85%;">Norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat untuk mengukur apakah tindakan yang dilakukan merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima atau tindakan yang menyimpang.Norma dibangun atas nilai sosial dan norma sosial diciptakan untuk mempertahankan nilai sosial.</span><br style="color: red;" /> <strong style="color: red;"><span style="font-size: 85%;">Jenis-Jenis Norma Sosial </span></strong><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">Norma Sosial Dilihat Dari Sanksinya</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">1)<strong>Tata Cara</strong> .merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan sanksi yang ringan terhadap pelanggarnya.Misal:aturan memegang garpu dan sendok saat makan dan penyimpangannya:bersendawa saat makan/</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">2)<strong>Kebiasaan</strong>.merupakan cara bertindak yang digemari oleh masyarakan dan dilakukan berulang-ulang,mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar dari tata cara,misal:membuang sampah pada tempatnya dan penyimpangannya:membuang sembarangan dan mendapat teguran bahkan digunjingkan masyarakat.</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">3)<strong>Tata Kelakuan</strong>.merupakan norma yang bersumber kepada filsafat,ajaran agama dan ideolagi yang dianut masyarakat.Tata kelakuan di satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan di lain pihak melarang suatu perbuatan sehingga secara langsung ia merupakan alat pengendalian sosial agar anggota masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakan itu.</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">4)<strong>Adat.</strong>merupakan norma yang tidak tertulis namu kuat mengika sehingga anggota masyarakat yang melanggar adat akan menderita karena sanksi keras yang kadang secara tidak langsung seperti pengucilan,dikeluarkan dari masyarakat,atau harus memenuhi persyaratan tertentu.</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">5)<strong>Hukum</strong>.merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis.Sanksinya tegas dan merupakan suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang beirsi ketentuan,perintah,kewajiban dan larangan agar tercipta ketertiban dan keadilan.</span><br style="color: red;" /> <strong style="color: red;"><span style="font-size: 85%;">Norma Sosial Dilihat dari Sumbernya</span></strong><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">1)Norma agama,yakni ketentuan hidup yang bersumber dari ajaran agama(wahyu dan revelasi)</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">2)Norma kesopanan,ketentuan hidup yang berlaku dalam interaksi sosial masyarakat</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">3)Norma kesusilaan,ketentuan yang bersumber pada hati nurani,moral,atau filsafat hidup.</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">4)Norma hukum,ketentuan tertulis yang berlaku dari kitab undang-undang suatu negara</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /> <strong style="color: red;"><span style="font-size: 85%;">Fungsi Norma Sosial</span></strong><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">a)Sebagai pedoman atau patokan perilaku pada masyarakat</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">b)Merupakan wujud konkret dari nilai yang ada di masyarakat</span><br style="color: red;" /> <span style="color: red; font-size: 85%;">c)Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku masyarakat</span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-40107419678124376392011-06-04T01:19:00.001-07:002011-06-04T01:19:35.938-07:00Pengertian Sosiologi<div style="color: red;">A.Pengertian Sosiologi<br />
<br />
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang masyarakat,perikalu masyarakat dan perkembangan masyarakat dan merupakan cabang dari ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya pada manusia.<br />
<br />
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang berarti teman dan logos dari kata yunani yang berarti cerita.August Comte mengungkapkan untuk pertama kalinya dalam bukunya yang berjudul: Cours De Philosophie Positive ,tiga tahapan perkembangan intelektual yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya.</div><a name='more'></a><br />
<br />
Tiga tahapan itu adalah:<br />
<br />
Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.<br />
Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam<br />
Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.<br />
Pendapat August Comte itu didukung oleh Pitrim A.Sorokin,Karl Marx,Emile Durkheim dan Max Weber ,mereka menyumbangkan beragam pendapat mempelajari masyarakat yang berguna untuk perkembangan sosiologi.<br />
Dukungan Pitirim A.Sorokin terutama dalam kaitannya dengan perluasa arti sosiologi adalah pengetahuan tentang pengaruh timbale balik antara gejala sosioal dan non sosila.Gejala itu antara lain gejala ekonomi,gejala keluarga dan gejala moral.<br />
Sementara Karl Max lebih kepada pendekatan yang diperkenalkan sebagai pendekatan materialisme dialektis dan selalu ada konflik kelas sosial.<br />
Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme agar terjadi keteraturan dalam masyarakat.<br />
Sedangkan Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen atau pemahaman utuh untuk menuluri nilai kepercayaan,tujuan dan sikap menjadi penuntun perilaku manusia.<br />
<br />
Ruang Lingkup Sosiologi<br />
<br />
Sosiologi memberi penekanan cara pandang pada konteks sosial di mana orang atau sekelompok orang hidup.Seorang sosiolog C.Wright Mills bahan mengatakan bahwa sosiologi itu membuat kita meraih keterkaitan antara sejarah dan biografi.<br />
Jadi sosiologi membuat kita keluar dari mata kita untuk melihat orang lain dan membawa kita pada pemahaman yang menyeluruh akan perilaku orang atau sekelompok orang.<br />
<br />
<br />
Sosiologi dan Ilmu Lainnya<br />
<br />
Antropologi Ilmu sosial ini pusat perhatiannya adalah kebudayaan yang melingkupi peralatan,seni,senjata,struktur,ide dan nilai dan bentuk komunikasi terutama bahasa.Fokus perhatian antropologi dari dulu sampai sekarang adalah budaya dan memberikan penekanan pada sistem tersebut.<br />
<br />
Ekonomi memberi penekanan pada suatu lembaga sosial.Mempelajar produksi dan distribusi barang-barang dan pelayanan dengan tarif berapa dan kerugian berapa.<br />
<br />
Ilmu Politik . Memfokuskan diri diri pada politik dan pemerintahan,membedah bentuk dari pemerintahan dan bagaimana bentuk tersebut berhubungan dengan lembaga lain dari masyarakat.<br />
<br />
Psikologi .Fokus ilmu ini adalah proses – proses yang terjadi dalam individu .Para psikolog meneliti intelegensia,emosi,persepsi dan ingatan bahkan mimpi,juga mempelajari bagaimana kepridaian terbentuk.dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-72669890895938337652011-06-04T01:08:00.000-07:002011-06-04T01:08:30.007-07:00Pengendalian sosial atau Kontrol sosial<div style="color: red;">A. PENGENDALIAN SOSIAL<br />
Dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang semua anggota masyarakat bersedia menaati aturan yang berlaku, hampir bisa dipastikan kehidupan bermasyarakat akan bisa berlangsung dengan lancar dan tertib. Tetapi, berharap semua anggota masyarakat bisa berperilaku selalu taat, tentu merupakan hal yang mahal. Di dalam kenyataan, tentu tidak semua orang akan selalu bersedia dan bisa memenuhi ketentuan atau aturan yang berlaku dan bahkan tidak jarang ada orang-orang tertentu yang sengaja melanggar aturan yang berlaku untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.<br />
Secara rinci, beberapa faktor yang menyebabkan warga masyarakat berperilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku adalah sebagai berikut ( Soekanto, 181:45)</div><a name='more'></a><br />
1. Karena kaidah-kaidah yang ada tidak memuaskan bagi pihak tertentu atau karena tidah memenuhi kebutuhan dasarnya.<br />
2. Karena kaidah yang ada kurang jelas perumusannya sehingga menimbulkan aneka penafsiran dan penerapan.<br />
3. Karena di dalam masyarakat terjadi konflik antara peranan-peranan yang dipegang warga masyarakat, dan<br />
4. Karena memang tidak mungkin untuk mengatur semua kepentingan warga masyarakat secara merata.<br />
Pada situasi di mana orang memperhitungkan bahwa dengan melanggar atau menyimpangi sesuatu norma dia malahan akan bisa memperoleh sesuatu reward atau sesuatu keuntungan lain yang lebih besar, maka di dalam hal demikianlah enforcement demi tegaknya norma lalu terpaksa harus dijalankan dengan sarana suatu kekuatan dari luar. Norma tidak lagi self-enforcing (norma-norma sosial tidak lagi dapat terlaksana atas kekuatannya sendiri ), dan akan gantinya harus dipertahankan oleh petugas-petugas kontrol sosial dengan cara mengancam atau membebankan sanksi-sanksi kepada mereka-mereka yang terbukti melanggar atau menyimpangi norma.<br />
Apabila ternyata norma-norma tidak lagi self-enforcement dan proses sosialisasi tidak cukup memberikan efek-efek yang positif, maka masyarakat – atas dasar kekuatan otoritasnya – mulai bergerak melaksanakan kontrol sosial (social control).<br />
Menurut Soerjono Soekanto, pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku.<br />
Obyek (sasaran) pengawasan sosial, adalah perilaku masyarakat itu sendiri. Tujuan pengawasan adalah supaya kehidupan masyarakat berlangsung menurut pola-pola dan kidah-kaidah yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, pengendalian sosial meliputi proses sosial yang direncanakan maupun tidak direncanakan (spontan) untuk mengarahkan seseorang. Juga pengendalian sosiap pada dasarnya merupakan sistem dan proses yang mendidik, mengajak dan bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial.<br />
1. Sistem mendidik dimaksudkan agar dalam diri seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma-norma.<br />
2. Sistem mengajak bertujuan mengarahkan agar perbuatan seseorang didasarkan pada norma-norma, dan tidak menurut kemauan individu-individu.<br />
3. Sistem memaksa bertujuan untuk mempengaruhi secara tegas agar seseorang bertindak sesuai dengan norma-norma. Bila ia tidak mau menaati kaiah atau norma, maka ia akan dikenakan sanksi.<br />
Dalam pengendalian sosial kita bisa melihat pengendalian sosial berproses pada tiga pola yakni :<br />
1. Pengendalian kelompok terhadap kelompok<br />
2. Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya<br />
3. Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya.<br />
B. JENIS-JENIS PENGENDALIAN SOSIAL<br />
Pengendalian sosial dimaksudkan agar anggota masyarkat mematuhi norma-norma sosial sehingga tercipta keselarasan dalam kehidupan sosial. Untuk maksud tersebut, dikenal beberapa jenis pengendalian. Penggolongan ini dibuat menurut sudut pandang dari mana seseorang melihat pengawasan tersebut.<br />
a. Pengendalian preventif merupakan kontrol sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran atau dalam versi ”mengancam sanksi” atau usaha pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan terhadap norma dan nilai. Jadi, usaha pengendalian sosial yang bersifat preventif dilakukan sebelum terjadi penyimpangan.<br />
b. Pengendalian represif ; kontrol sosial yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran dengan maksud hendak memulihkan keadaan agar bisa berjalan seperti semula dengan dijalankan di dalam versi “menjatuhkan atau membebankan, sanksi”. Pengendalian ini berfungsi untuk mengembalikan keserasian yang terganggu akibat adanya pelanggaran norma atau perilaku meyimpang. Untuk mengembalikan keadaan seperti semula, perlu diadakan pemulihan. Jadi, pengendalian disini bertujuan untuk menyadarkan pihak yang berperilaku menyimpang tentang akibat dari penyimpangan tersebut, sekaligus agar dia mematuhi norma-norma sosial.<br />
c. Pengendalian sosial gabungan merupakan usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial (represif). Usaha pengendalian dengan memadukan ciri preventif dan represif ini dimaksudkan agar suatu perilaku tidak sampai menyimpang dari norma-norma dan kalaupun terjadi penyimpangan itu tidak sampai merugikan yang bersangkutan maupun orang lain.<br />
d. Pengendalian resmi (formal) ialah pengawasan yang didasarkan atas penugasan oleh badan-badan resmi, misalnya negara maupun agama.<br />
e. Pengawasan tidak resmi (informal) dilaksanakan demi terpeliharanya peraturan-peraturan yang tidak resmi milik masyarakat. Dikatakan tidak resmi karena peraturan itu sendiri tidak dirumuskan dengan jelas, tidak ditemukan dalam hukum tertulis, tetapi hanya diingatkan oleh warga masyarakat.<br />
f. Pengendalian institusional ialah pengaruh yang datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga (institusi) tertentu. Pola-pola kelakuan dan kiadah-kaidah lembaga itu tidak saja mengontrol para anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat yang berada di luar lembaga tersebut.<br />
g. Pengendalian berpribadi ialah pengaruh baik atau buruk yang datang dari orang tertentu. Artinya, tokoh yang berpengaruh itu dapat dikenal. Bahkan silsilah dan riwayat hidupnya, dan teristimewa ajarannya juga dikenal.<br />
C. CARA DAN FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL<br />
Pengendalian sosial dapat dilaksanakan melalui :<br />
1. Sosialisasi<br />
Sosialisasi dilakukan agar anggota masyarkat bertingkah laku seperti yang diharapkan tanpa paksaan. Usaha penanaman pengertian tentang nilai dan norma kepada anggota masyarakat diberikan melakui jalur formal dan informal secara rutin.<br />
2. Tekanan Sosial<br />
Tekanan sosial perlu dilakukan agar masyarakat sadar dan mau menyesuaikan diri dengan aturan kelompok. Masyarakat dapat memberi sanksi kepada orang yang melanggar aturan kelompok tersebut.<br />
Pengendalian sosial pada kelompok primer (kelompok masyarkat kecil yang sifatnya akrab dan informal seperti keluarga, kelompok bermain, klik ) biasanya bersifat informal, spontan, dan tidak direncanakan, biasanya berupa ejekan, menertawakan, pergunjingan (gosip) dan pengasingan.<br />
Pengendalian sosial yang diberikan kepada kelompok sekunder (kelompok masyarkat yang lebih besar yang tidak bersifat pribadi (impersonal) dan mempunyai tujuan yang khusus seperti serikat buruh, perkumpulan seniman, dan perkumpulan wartawan ) lebih bersifat formal. Alat pengendalian sosial berupa peraturan resmi dan tata cara yang standar, kenaikan pangkat, pemberian gelar, imbalan dan hadiah dan sanksi serta hukuman formal.<br />
3. Kekuatan dan kekuasaan dalam bentuk peraturan hukum dan hukuman formal<br />
Kekuatan da kekuasaan akan dilakukan jika cara sosialisasi dan tekanan sosial gagal. Keadaan itu terpaksa dipergunakan pada setiap masyarakat untuk mengarahkan tingkah laku dalam menyesuaikan diri dengan nilai dan norma sosial.<br />
Disamping cara di atas juga agar proses pengendalian berlangsung secara efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan, perlu dberlakukan cara-cara tertentu sesuai dengan kondisi budaya yang berlaku.<br />
a. Pengendalian tanpa kekerasan (persuasi); bisasanya dilakukan terhadap yang hidup dalam keadaan relatif tenteram. Sebagian besar nilai dan norma telah melembaga dan mendarah daging dalam diri warga masyarakat.<br />
b. Pengendalian dengan kekerasan (koersi) ; biasanya dilakukan bagi masyarakat yang kurang tenteram, misalnya GPK (Gerakan Pengacau Keamanan).<br />
Jenis pengendalian dengan kekerasan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni kompulsi dan pervasi.<br />
1) Kompulsi (compulsion) ialah pemaksaan terhadap seseorang agar taat dan patuh tehadap norma-norma sosial yang berlaku.<br />
2) Pervasi ( pervasion ) ialah penanaman norma-norma yang ada secara berulang -ulang dengan harapan bahwa hal tersebut dapat masuk ke dalam kesadaran seseorang. Dengan demikian, orang tadi akan mengubah sikapnya. Misalnya, bimbingan yang dilakukan terus menerus.<br />
2. Fungsi Pengendalian Sosial<br />
Koentjaraningrat menyebut sekurang-kurangnya lima macam fungsi pengendalian sosial, yaitu :<br />
a. Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma.<br />
b. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma.<br />
c. Mengembangkan rasa malu<br />
d. Mengembangkan rasa takut<br />
e. Menciptakan sistem hukum<br />
Kontrol sosial – di dalam arti mengendalikan tingkah pekerti-tingkah pekerti warga masyarakat agar selalu tetap konform dengan keharusan-keharusan norma-hampir selalu dijalankan dengan bersarankan kekuatan sanksi (sarana yang lain:pemberian incentive positif). Adapun yang dimaksud dengan sanksi dalam sosiologi ialah sesuatu bentuk penderitaan yang secara sengaja dibebankan oleh masyarakat kepada seorang warga masy arakat yang terbukti melanggar atau menyimpangi keharusan norma sosial, dengan tujuan agar warga masyarakat ini kelak tidak lagi melakukan pelanggaran dan penyimpangan terhadap norma tersebut.<br />
Ada tiga jenis sanksi yang digunakan di dalam usaha-usaha pelaksanaan kontrol sosial ini, yaitu :<br />
1. Sanksi yang bersifat fisik,<br />
2. Sanksi yang bersifat psikologik, dan<br />
3. Sanksi yang bersifat ekonomik.<br />
Pada praktiknya, ketiga jenis sanksi tersebut di atas itu sering kali terpaksa diterapkan secara bersamaan tanpa bisa dipisah-pisahkan, misalnya kalau seorang hakim menjatuhkan pidana penjara kepada seorang terdakwa; ini berarti bahwa sekaligus terdakwa tersebut dikenai sanksi fisik (karena dirampas kebebasan fisiknya), sanksi psikologik (karena terasakan olehnya adanya perasaan aib dan malu menjadi orang hukuman), dan sanksi ekonomik ( karena dilenyapkan kesempatan meneruskan pekerjaannya guna menghasilkan uang dan kekayaan ).<br />
Sementara itu, untuk mengusahakan terjadinya konformitas, kontrol sosial sesungguhnya juga dilaksanakan dengan menggunakan incentive-incentive positif yaitu dorongan positif yang akan membantu individu-individu untuk segera meninggalkan pekerti-pekertinya yang salah, Sebagaimana halnya dengan sanksi-sanksi, pun incentive itu bisa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :<br />
1. Incentive yang bersifat fisik;<br />
2. Incentive yang bersifat psikologik; dan<br />
3. Incentive yang bersif ekonomik.<br />
Incentive fisik tidaklah begitu banyak ragamnya, serta pula tidak begitu mudah diadakan. Pun, andaikata bisa diberikan, rasa nikmat jasmaniah yang diperoleh daripadanya tidaklah akan sampai seekstrem rasa derita yang dirasakan di dalam sanksi fisik. Jabatan tangan, usapan tangan di kepala, pelukan, ciuman tidaklah akan sebanding dengan ekstremitas penderitaan sanksi fisik seperti hukuman cambuk, hukuman kerja paksa, hukuman gantung dan lain sebagainya. Bernilai sekadar sebagai simbol, kebanyakan incentive fisik lebih tepat dirasakan sebagai incentive psikologik. Sementara itu, disamping incentive fisik dan psikologik tidak kalah pentingnya adalah incentive ekonomik. Incentive ekonomik kebanyakan berwujud hadiah-hadiah barang atau ke arah penghasilan uang yang lebih banyak.<br />
Apakah kontrol sosial itu selalu cukup efektif untuk mendorong atau memaksa warga masyarakat agar selalu conform dengan norma-norma sosial (yang dengan demikian menyebabkan masyarakat selalu berada di dalam keadaan tertib ) ? Ternyata tidak. Usaha-usaha kontrol sosial ternyata tidak berhasil menjamin terselenggaranya ketertiban masyarakat secara mutlak, tanpa ada pelanggaran atau penyimpangan norma-norma sosial satu kalipun.<br />
Ada lima faktor yang ikut menentukan sampai seberapa jauhkah sesungguhnya sesuatu usaha kontrol sosial oleh kelompok masyarakat itu bisa dilaksanakan secara efektif, yaitu :<br />
1. Menarik-tidaknya kelompok masyarakat itu bagi warga-warga yang bersangkutan ;<br />
2. Otonom-tidaknya kelompok masyarakat itu;<br />
3. Beragam-tidaknya norma-norma yang berlaku di dalam kelompok itu,<br />
4. Besar-kecilnya dan bersifat anomie-tidaknya kelompok masyarakat yang bersangkutan; dan<br />
5. Toleran-tidaknya sikap petugas kontrol sosial terhadap pelanggaran yang terjadi.<br />
1. Menarik-Tidaknya Kelompok Masyarakat Itu Bagi Warga yang Bersangkutan.<br />
Pada umumnya, kian menarik sesuatu kelompok bagi warganya, kian besarlah efektivitas kontrol sosial atas warga tersebut, sehingga tingkah pekerti-tingkah pekerti warga itu mudah dikontrol conform dengan keharusan-keharusan norma yang berlaku. Pada kelompok yang disukai oleh warganya, kuatlah kecendrungan pada pihak warga-warga itu untuk berusaha sebaik-baiknya agar tidak melanggar norma kelompok. Norma-norma pun menjadi self-enforcing. Apabila terjadi pelanggaran, dengan mudah si pelanggar itu dikontrol dan dikembalikan taat mengikuti keharusan norma. Sebaliknya, apabila kelompok itu tidak menarik bagi warganya, maka berkuranglah motif pada pihak warga kelompok untuk selalu berusaha menaati norma-norma sehingga karenanya-bagaimanapun juga keras dan tegasnya kontrol sosial dilaksanakan-tetaplah juga banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.<br />
2. Otonom-Tidaknya Kelompok Masyarakat Itu.<br />
Makin otonom suatu kelompok, makin efektiflah kontrol sosialnya, dan akan semakin sedikitlah jumlah penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di atas norma-norma kelompok. Dalil tersebut diperoleh dari hasil studi Marsh.<br />
Penyelidikan Marsh ini dapat dipakai sebagai landasan teoritis untuk menjelaskan mengapa kontrol sosial efektif sekali berlaku di dalam masyarakat-masyarakat yang kecil-kecil dan terpencil; dan sebaliknya mengapa di dalam masyarakt kota besar-yang terdiri dari banyak kelompok-kelompok sosial besar maupun kecil itu – kontrol sosial bagaimanapun juga kerasnya dilaksanakan tetap saja kurang efektif menghadapi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.<br />
3. Beragam-Tidaknya Norma-norma yang Berlaku di dalam Kelompok Itu<br />
Makin beragam macam norma-norma yang berlaku dalam suatu kelompok-lebih-lebih apabila antara norma-norma itu tidak ada kesesuaian, atau apabila malahan bertentangan-maka semakin berkuranglah efektivitas kontrol sosial yang berfungsi menegakkannya. Dalil ini pernah dibuktikan di dalam sebuah studi eksperimental yang dilakukan oleh Meyers.<br />
Dihadapkan pada sekian banyak norma-norma yang saling berlainan dan saling berlawanan, maka individu-individu warga masyarakat lalu silit menyimpulkan adanya sesuatu gambaran sistem yang tertib, konsisten, dan konsekuen. Pelanggaran atas norma yang satu (demi kepentingan pribadi) sering kali malahan terpuji sebagai konformitas yang konsekuen pada norma yang lainnya. Maka, dalam keadaan demikian itu, jelas bahwa masyarakat tidak akan mungkin mengharapkan dapat terselenggaranya kontrol sosial secara efektif.<br />
4. Besar-Kecilnya dan Bersifat Anomie-Tidaknya Kelompok Masyarakat yang Bersangkutan<br />
Semakin besar suatu kelompok masyarakat, semakin sukarlah orang saling mengidentifikasi dan saling mengenali sesama warga kelompok. Sehingga, dengan bersembunyi di balik keadaan anomie (keadaan tak bisa saling mengenal), samakin bebaslah individu-individu untuk berbuat “semaunya”, dan kontrol sosialpun akan lumpuh tanpa daya.<br />
Hal demikian itu dapat dibandingkan dengan apa yang terjadi pada masyarakat-masyarakat primitif yang kecil-kecil, di mana segala interaksi sosial lebih bersifat langsung dan face-to-face. Tanpa bisa bersembunyi di balik sesuatu anomie, dan tanpa bisa sedikit pun memanipulasi situasi heterogenitas norma, maka warga masayarakat di dalam masyarakat-masyarakat yang kecil-primitif itu hampir-hampir tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari kontrol sosial. Itulah sebabnya maka kontrol sosial di masyarakat primitif itu selalu terasa amat kuatnya, sampai-sampai suatu kontrol sosial yang informal sifatnya-seperti ejekan dan sindiran-itu pun sudah cukup kuat untuk menekan individu-individu agar tetap memerhatikan apa yang telah terlazim dan diharuskan.<br />
5. Toleran-Tidaknya Sikap Petugas Kontrol Sosial Terhadap Pelanggaran yang Terjadi<br />
Sering kali kontrol sosial tidak dapat terlaksana secara penuh dan konsekuen, bukan kondisi-kondisi objektif yang tidak memungkinkan, melainkan karena sikap toleran (menenggang) agen-agen kontrol sosial terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Mengambil sikap toleran, pelaksana kontrol sosial itu sering membiarkan begitu saja sementara pelanggar norma lepas dari sanksiyang seharusnya dijatuhkan.<br />
Adapun toleransi pelaksana-pelaksana kontrol sosial terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi umumnya tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :<br />
a. Ekstrim-tidaknya pelanggaran norma itu;<br />
b. Keadaan situasi sosial pada ketika pelanggaran norma itu terjadi;<br />
c. Status dan reputasi individu yang ternyata melakukan pelanggaran; dan<br />
d. Asasi-tidaknya nilai moral-yang terkandung di dalam norma-yang terlanggar.<br />
Kontrol atau pengendalian sosial mengacu kepada berbagai alat yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk mengembalikan anggota-anggota yang kepala batu ke dalam relnya. Tidak ada masyarakat yang bisa berjalan tanpa adanya kontrol sosial.<br />
Bentuk kontrol sosial atau cara-cara pemaksaan konformitas relatif beragam. Cara pengendalian masyarakat dapat dijalankan dengan cara persuasif atau dengan cara koersif. Cara persuasif terjadi apabila pengendalian sosial ditekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing, sedangkan cara koersif tekanan diletakkan pada kekeraan atau ancaman dengan mempergunakan atau mengandalkan kekuatan fisik. Menurut Soekanto (1981;42) cara mana yang lebih baik senantiasa tergantung pada situasi yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai, maupun jangka waktu yang dikehendaki.<br />
Di dalam masyarakat yang makin kompleks dan modern, usaha penegakan kaidah sosial tidak lagi bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kesadaran warga masyarakat atau pada rasa sungkan warga masyarakat itu sendiri. Usaha penegakan kaidah sosial di dalam masyarakat yang makin modern, tak pelak harus dilakukan dan dibantu oleh kehadiran aparat petugas kontrol sosial.<br />
Di dalam berbagai masyarakat, beberapa aparat petugas kontrol sosial yang lazim dikenal adalah aparat kepolisian, pengadilan, sekolah, lembaga keagamaan, adat, tokoh masyarakat-seperti kiai-pendeta-tokoh yang dituakan, dan sebagainya.dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-55980724083581153052011-06-04T01:05:00.001-07:002011-06-04T01:05:44.526-07:00Periodisasi dan Kronologi Sejarah<span style="color: red;">1.periodisasi sejarah</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Sejarah merupakan sebuah proses perjalanan waktu yang sangat luas dan panjang areanya . dalam rentang waktu itulah sejarah melewati ratusan bahkan ribuan tahun dengan melibatkan perubahan dalam kehidupan manusia yang sangat banyak . mengkaji semua peristiwa sejarah yang luas dan panjang secara rinci sangatlah susah, untuk itulah maka digunakan pemisahan yang biasanya didasarkan pada momentum tertentu.</span><a name='more'></a><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Suatu momentum yang dapat memberikan petunjuk adanya karakteristik dari suatu kurun waktu yang satu berbeda dengan kurun waktu lainnya . hal itulah yang dinamakan dengan periodisasi sejarah. Contoh periodisasi sejarah dalam masyarakat tradisional biasanya di dasarkan pada kurun waktu kekuasaan raja</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Secara umum periodisasi sejarah Indonesia dikelompokan menjadi beberapa jaman yaitu :</span><br style="color: red;" /> <a href="" name="more" style="color: red;"></a><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> -prasejarah (jaman batau dan jaman logam )</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> -masuk dan berkembangnya pengaruh budaya India</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> -masuk berkembangnya islam</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> -jaman colonial</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> -jaman pendudukan jepang</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> -revolusi kemerdekaan</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> -masa orde lama</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> -masa orde baru</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> -masa reformasi</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Tujuan di buatnya periodisasi bukan berarti memutuskan peristiwa yang satu dengan yang lainnya , karena dalam sejarah aspek kesinambungan dan kontinuitas merupakan suatu hal yang pokok</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 2.kronologi sejarah</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Tujuan dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode lainnya . kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut , sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat . walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat) . penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah </span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-33184290179613018872011-06-04T01:04:00.000-07:002011-06-04T01:04:15.873-07:00Pengertian Sejarah<div style="color: red; text-align: justify;">Sejarah, dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja-raja yang memerintah).</div><div style="color: red; text-align: justify;">Umumnya sejarah atau ilmu sejarah diartikan sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah berarti mempelajari dan menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan sejarah melingkupi: pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis<span id="more-330"></span>.<a name='more'></a></div><div style="color: red; text-align: justify;">Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari Ilmu budaya (Humaniora). Akan tetapi, di saat sekarang ini, Sejarah lebih sering dikategorikan sebagai Ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa lalu. Sejarah dibagi ke dalam beberapa sub dan bagian khusus lainnya seperti kronologi, historiograf, genealogi, paleografi, dan kliometrik. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah disebut sejarawan.<br />
Ilmu sejarah juga disebut sebagai Ilmu tarikh atau Ilmu babad.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis, seperti H. G. Wells, Will dan Ariel Durant, menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan ahli sejarah memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing.<br />
Ada banyak cara untuk memilah informasi sejarah, misalnya:</div><a href="" name="more" style="color: red;"></a><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Berdasarkan kurun waktu (kronologis)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Berdasarkan wilayah (geografis)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Berdasarkan negara (nasional)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Berdasarkan topik/pokok bahasan (topikal)</span><br style="color: red;" /> <div style="color: red; text-align: justify;">Banyak orang yang mengkritik Ilmu Sejarah. Menurut mereka sejarah sering kali terlalu terpaku pada kejadian-kejadian politik, konflik bersenjata, dan orang-orang terkenal. Sejarah, menurut mereka, kurang memperhatikan perubahan penting dalam hal pemikiran manusia, teknologi, serta kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat — hal-hal yang sangat penting untuk diketahui pula. Akan tetapi, perkembangan Ilmu Sejarah sekarang ini semakin berusaha untuk memperbaikinya.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai “sejarah penceritaan”, atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah moderen, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau cara pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang lainnya.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: alasan administratif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), alasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan.<br />
Dulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan jumlah akademik profesional serta pembentukan cabang ilmu pengetahuan yang baru sekitar abad ke-19 dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak ahli sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu pengetahuan ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu prasejarah, dikemukakan. Istilah “pra-sejarah” digunakan untuk mengelompokkan cabang ilmu pengetahuan yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Pada abad ke-20, pemisahan antara sejarah dan pra-sejarah mempersulit penelitian. Ahli sejarah waktu itu mencoba meneliti lebih dar sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan budaya. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, ahli pra-sejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan pra-sejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus.<br />
Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan antara sejarah dan prasejarah sebagian besar telah dihilangkan.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Sekarang, tidak ada yang tahu pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah diketahui sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang diketahui tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak ada pemisahan antara sejarah dan pra-sejarah, ada bidang ilmu pengetahuan baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi di masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan ahli sejarah.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Kata “sejarah” secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri sejarah disebut تاريخ (tarikh). Kata “tarikh” dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah “waktu”.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Historiografi adalah adalah ilmu yang meneliti dan mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem kepercayaan dan filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang bersifat historis (salah satu yang paling besar di antaranya adalah subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme.<br />
Ada pula satu bentuk pengandaian sejarah (spekulasi mengenai sejarah) yang dikenal dengan sebutan “sejarah virtual” atau “sejarah kontra-faktual” (yaitu: cerita sejarah yang berlawanan — atau kontra — dengan fakta yang ada). Ada beberapa ahli sejarah yang menggunakan cara ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang ada apabila suatu kejadian tidak berlangsung atau malah sebaliknya berlangsung. Hal ini mirip dengan jenis cerita fiksi sejarah alternatif.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan metode kajian sejarah antara lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para ahli sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang lebih realistik.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Ahli sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif. Metode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah.<br />
Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami zaman gerakan hak asasi dan sipil, berusaha untuk lebih mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kelompok sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya.<br />
Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah yang ada. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan akan Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor bidang sejarah moderen dari Univeritas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk masyarakat.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman.<br />
Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya kita belajar mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: “Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya.”</div><div style="color: red; text-align: justify;">Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: “Inilah yang diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya.” Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: “Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.”<br />
Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula berkata “Sejarah akan baik padaku, karena aku akan menulisnya.” Tetapi sepertinya, ia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah yang terkenal: “Sejarah ditulis oleh sang pemenang.” Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik kemanusiaan menjadi lebih berkuasa dari taklukannya. Oleh karena itu, ia lebih mampu untuk meninggalkan jejak sejarah — dan pemelesetan fakta sejarah — sesuai dengan apa yang mereka rasa benar.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Pandangan yang lain lagi menyatakan bahwa kekuatan sejarah sangatlah besar sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin ada yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara keseluruhan.<br />
Masih ada pandangan lain lagi yang menyatakan bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap kejadian sejarah adalah unik. Dalam hal ini, ada banyak faktor yang menyebabkan berlangsungnya suatu kejadian sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, pengetahuan yang telah dimiliki mengenai suatu kejadian di masa lampau tidak dapat secara sempurna diterapkan untuk kejadian di masa sekarang. Tetapi banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya benar, karena pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap kejadian sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari kejadian ini, maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja respon darurat bencana alam dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap kejadian bencana alam memang, dengan sendirinya, unik.</div>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-24966368389031593482011-06-04T01:02:00.001-07:002011-06-04T01:02:44.666-07:00pengertian sjarah menurut para ahli<div style="color: red; text-align: justify;">” ‘Sejarah’, Stephen mengatakan, ‘adalah mimpi yang saya mencoba untuk bangun.” James Joyce</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Sejak sejarah tidak memiliki nilai ilmiah sebagaimana mestinya, dengan tujuan yang hanya mendidik. Dan jika sejarahwan lalai untuk mendidik masyarakat, jika mereka gagal bunga itu cerdas di masa lalu, maka semua mereka belajar sejarah adalah harga kecuali di sepanjang educates itu sendiri . ” M. G. Trevelyan.</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Untuk setiap mata, mungkin, dengan garis besar yang besar peradaban hadir gambar yang berbeda. Di atas lautan luas yang kita usaha, kemungkinan cara dan arah yang banyak, dan studi yang sama yang telah dilayani untuk dapat bekerja dengan mudah, di lain tangan, tidak hanya menerima perlakuan berbeda seluruhnya dan aplikasi, namun pada dasarnya mengakibatkan kesimpulan yang berbeda.<a name='more'></a> ” Jacob Burckhardt</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Sejarah adalah saksi yang testifies ke lewat waktu; illuminates kenyataan itu, vitalizes memori, memberikan panduan dalam kehidupan sehari-hari, dan kami membawa kabar dari jaman dahulu.” Cicero</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Masa lalu yang tidak berguna. Itu menjelaskan mengapa ia adalah masa lalu.” Wright Morris</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Kesetiaan kepada kebenaran sejarah melibatkan jauh lebih dari satu penelitian, namun sabar dan teliti, menjadi fakta-fakta khusus. Semacam rinci mungkin fakta yang paling kerapian menit, namun yang naratif, diambil secara keseluruhan, mungkin unmeaning atau tidak benar. rawi yang harus berusaha untuk mengilhami dirinya dengan jiwa dan semangat waktu. Dia harus belajar dalam acara mereka Bearings dekat dan jauh; dalam karakter, kebiasaan, dan kebiasaan orang-orang yang ikut ambil bagian dalam mereka. Dia harus menjadi dirinya sendiri, karena itu, seorang pengikut atau penonton dari tindakan dia menjelaskan. ” Francis Parkman</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Sejarah… Memang sedikit lebih dari register dari kejahatan, follies, misfortunes dan umat manusia.” Edward Gibbon</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Tidak benar ada sejarah; hanya biografi.” Ralph Waldo Emerson</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Kajian sejarah adalah obat terbaik untuk sakit pikiran, sebab dalam sejarah Anda mempunyai catatan yang tak terbatas dari berbagai pengalaman manusia jelas ditetapkan untuk semua untuk melihat dan merekam dalam bahwa Anda dapat menemukan sendiri dan kedua negara contoh dan peringatan; denda sesuatu untuk mengambil sebagai model, hal-hal dasar dan melalui melalui busuk, untuk menghindari. ” Livy</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Apakah pengalaman dan sejarah-mengajar ini adalah bahwa orang dan pemerintah tidak pernah belajar apapun dari sejarah, atau bertindak pada prinsip deduced from it.” G. W. F. Hegel</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Semuanya harus kembali dan dipindahkan dalam rangka sejarah umum, sehingga meskipun kesulitan, paradoxes dasar dan kontradiksi, kami akan menghormati kesatuan sejarah yang juga merupakan kesatuan hidup.” Fernand Braudel</div><a href="" name="more" style="color: red;"></a><br style="color: red;" /> <div style="color: red; text-align: justify;">“Fungsi mematikan sejarawan adalah baik untuk masa lalu dan tidak suka untuk membebaskan dirinya dari masa lalu, tapi untuk menguasai dan memahaminya sebagai kunci untuk memahami ini.” E. H. Carr</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Jika anda tidak suka masa lalu, mengubahnya.” William L. Burton</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Sejarah tidak berbuat sesuatu, tidak memiliki banyak harta, tidak ada perjuangan perkelahian. Ia bukan manusia, yang nyata, hidup manusia, yang semuanya, memiliki, perkelahian. Ini bukan Sejarah, seolah-olah dia adalah orang yang terpisah, yang menggunakan manusia sebagai alat untuk keluar dia tujuan, namun sejarah itu sendiri tidak lain hanyalah aktivitas manusia mengejar tujuan mereka. ” Karl Marx</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Seorang sejarawan harus menghasilkan dirinya kepada subjek, menjadi yg terbenam di tempat dan waktu itu pilihan, berdiri selain dari sekarang dan kemudian untuk melihat segar.” Samuel Eliot Morison</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Sejarah adalah untuk diri manusia pengetahuan. Mengetahui diri sendiri berarti mengetahui, pertama, apa itu menjadi orang; kedua, mengetahui apa yang akan jenis-jenis orang Anda, dan ketiga, mengetahui apa itu untuk menjadi orang Anda dan orang lain yang nobody. Mengetahui diri sendiri berarti mengetahui apa yang dapat Anda lakukan, dan sejak tak dapat mengetahui apa yang mereka lakukan sampai mereka mencoba, satu-satunya petunjuk untuk manusia dapat melakukan apa yang telah dilakukan manusia. Nilai sejarah, maka adalah mengajarkan kepada kita bahwa apa yang telah dilakukan manusia sehingga apa yang manusia itu. ” R. G. Collingwood</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Sejarah adalah lebih kurang lari.” Henry Ford</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Itu harus memberikan sejarahwan sendiri negara istirahat, saya memberi Anda, tetapi tidak untuk negara, sehingga hal-hal bertentangan dengan kenyataan. Untuk terdapat banyak kesalahan yang dibuat oleh penulis dari ketidaktahuan, dan setiap orang yang menemukan kesulitan untuk menghindari. Tetapi jika kita sadar apa yang salah tulis, baik untuk kepentingan negara kami atau teman kami atau hanya untuk menyenangkan, apa yang ada adalah perbedaan antara kami dan penulis hack? Pembaca harus sangat penuh perhatian dan kritis dari sejarawan, dan mereka pada gilirannya akan akan selalu menjaga mereka. ” Polybius</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Anda memiliki sejarah yang patut diperhitungkan untuk menilai masa lalu dan menginstruksikan kontemporer dunia untuk masa depan. Yang tidak hadir mencoba untuk menghasilkan yang tinggi kantor. Ini hanya akan kirim bagaimana ia benar-benar ada.” Leopold von Ranke</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Waktu sangat dalam dan terus-menerus sepanjang aliran membawa pada banjir semua drowns menciptakan sesuatu dan mereka di kedalaman dari ketidakjelasan…. Tetapi kisah sejarah yang sangat kuat bentuk sokongan terhadap aliran waktu, dan pemeriksaan di beberapa ukuran nya sangat mengalir, sehingga segala sesuatu dilakukan di dalamnya, sebanyak sejarah telah diambil alih secures dan ia bersama-sama mengikat, dan tidak memungkinkan mereka untuk bepergian ke dalam abyss dari pelupaan. ” Anna Comnena</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Hanya yang baik-untuk-tidak ada yang tidak tertarik pada masa lalu.” Sigmund Freud</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Setiap masa lalu senilai condemning.” Friedrich Nietzsche</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Para sejarawan tidak hanya tidak datang ke dalam kesenjangan yang mencukupi dari memori. Dia terus tantangan bahkan kenangan yang bertahan utuh.” Yosef Hayim Yerushalmi</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Setiap usia akan mencoba untuk membentuk konsepsi sendiri dari masa lalu. Setiap usia menulis sejarah dari masa lalu lagi dengan merujuk pada kondisi paling penting dalam waktu mereka sendiri.” Frederick Jackson Turner</div><div style="color: red; text-align: justify;">INI TEKS ASLINYA</div><div style="color: red; text-align: justify;">What follows are a series of quotations about history and the historian’s craft. They have been culled from a variety of sources and they appear here in totally random order. Their purpose is to incite, energize and stimulate your historical imagination.</div><div style="color: red; text-align: justify;">* * *</div><div style="color: red; text-align: justify;">“‘History,’ Stephen said, ‘is a nightmare from which I am trying to awake.’” James Joyce</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Since history has no properly scientific value, its only purpose is educative. And if historians neglect to educate the public, if they fail to interest it intelligently in the past, then all their historical learning is valueless except in so far as it educates themselves.” G. M. Trevelyan.</div><div style="color: red; text-align: justify;">“To each eye, perhaps, the outlines of a great civilization present a different picture. In the wide ocean upon which we venture, the possible ways and directions are many; and the same studies which have served for my work might easily, in other hands, not only receive a wholly different treatment and application, but lead to essentially different conclusions.” Jacob Burckhardt</div><div style="color: red; text-align: justify;">“History is the witness that testifies to the passing of time; it illuminates reality, vitalizes memory, provides guidance in daily life, and brings us tidings of antiquity.” Cicero</div><div style="color: red; text-align: justify;">“The past is useless. That explains why it is past.” Wright Morris</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Faithfulness to the truth of history involves far more than a research, however patient and scrupulous, into special facts. Such facts may be detailed with the most minute exactness, and yet the narrative, taken as a whole, may be unmeaning or untrue. The narrator must seek to imbue himself with the life and spirit of the time. He must study events in their bearings near and remote; in the character, habits, and manners of those who took part in them. He must himself be, as it were, a sharer or a spectator of the action he describes.” Francis Parkman</div><div style="color: red; text-align: justify;">“History . . . is indeed little more than the register of the crimes, follies, and misfortunes of mankind.” Edward Gibbon</div><div style="color: red; text-align: justify;">“There is properly no history; only biography.” Ralph Waldo Emerson</div><div style="color: red; text-align: justify;">“The study of history is the best medicine for a sick mind; for in history you have a record of the infinite variety of human experience plainly set out for all to see; and in that record you can find yourself and your country both examples and warnings; fine things to take as models, base things rotten through and through, to avoid.” Livy</div><div style="color: red; text-align: justify;">“What experience and history teach is this-that people and governments never have learned anything from history, or acted on principles deduced from it.” G. W. F. Hegel</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Everything must be recaptured and relocated in the general framework of history, so that despite the difficulties, the fundamental paradoxes and contradictions, we may respect the unity of history which is also the unity of life.” Fernand Braudel</div><div style="color: red; text-align: justify;">“The function off the historian is neither to love the past nor to emancipate himself from the past, but to master and understand it as the key to the understanding of the present.” E. H. Carr</div><div style="color: red; text-align: justify;">“If you do not like the past, change it.” William L. Burton</div><div style="color: red; text-align: justify;">“History does nothing, possesses no enormous wealth, fights no battles. It is rather man, the real, living man, who does everything, possesses, fights. It is not History, as if she were a person apart, who uses men as a means to work out her purposes, but history itself is nothing but the activity of men pursuing their purposes.” Karl Marx</div><div style="color: red; text-align: justify;">“An historian should yield himself to his subject, become immersed in the place and period of his choice, standing apart from it now and then for a fresh view.” Samuel Eliot Morison</div><div style="color: red; text-align: justify;">“History is for human self-knowledge. Knowing yourself means knowing, first, what it is to be a person; secondly, knowing what it is to be the kind of person you are; and thirdly, knowing what it is to be the person you are and nobody else is. Knowing yourself means knowing what you can do; and since nobody knows what they can do until they try, the only clue to what man can do is what man has done. The value of history, then, is that it teaches us what man has done and thus what man is.” R. G. Collingwood</div><div style="color: red; text-align: justify;">“History is more or less bunk.” Henry Ford</div><div style="color: red; text-align: justify;">“That historians should give their own country a break, I grant you; but not so as to state things contrary to fact. For there are plenty of mistakes made by writers out of ignorance, and which any man finds it difficult to avoid. But if we knowingly write what is false, whether for the sake of our country or our friends or just to be pleasant, what difference is there between us and hack writers? Readers should be very attentive to and critical of historians, and they in turn should be constantly on their guard.” Polybius</div><div style="color: red; text-align: justify;">“You have reckoned that history ought to judge the past and to instruct the contemporary world as to the future. The present attempt does not yield to that high office. It will merely tell how it really was.” Leopold von Ranke</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Time in its irresistible and ceaseless flow carries along on its flood all created things and drowns them in the depths of obscurity. . . . But the tale of history forms a very strong bulwark against the stream of time, and checks in some measure its irresistible flow, so that, of all things done in it, as many as history has taken over it secures and binds together, and does not allow them to slip away into the abyss of oblivion.” Anna Comnena</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Only a good-for-nothing is not interested in his past.” Sigmund Freud</div><div style="color: red; text-align: justify;">“Every past is worth condemning.” Friedrich Nietzsche</div><div style="color: red; text-align: justify;">“The historian does simply not come in to replenish the gaps of memory. He constantly challenges even those memories that have survived intact.” Yosef Hayim Yerushalmi</div><span style="color: red;">“Each age tries to form its own conception of the past. Each age writes the history of the past anew with reference</span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-55701022667584591582011-06-04T00:58:00.001-07:002011-06-04T00:58:54.949-07:00Jenis - jenis penulisan sejarah<span style="color: red;">1.Sejarah Lisan</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Merupakan upaya mengetahui kejadian masa lalu yang dilakukan dengan teknik wawancara pada tokoh atau pelaku sejarah yang berkaitan dengan kejadian atau tema tertentu. Sejarah lisan dengan demikian memiliki dua fungsi, pertama ia sebagai metode (cara penulisan sejarah) dan kedua sebagai sumber sejarah.</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 2.Sejarah Sosial</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Merupakan penulisan sejarah yang berkaitan dengan tema-tema sosial seperti kemiskinan, perbanditan, kekerasan, kriminalitas, pelacuran, perlawanan terhadap kolonial, pertumbuhan penduduk, migrasi, urbanisasi dan sebagainya.</span><a name='more'></a><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 3.Sejarah Kota</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Sebagaimana sejarah sosial, permasalahan yang menjadi bidang kajian sejarah kota juga sangat luas. Diantara bidang kajian yang termasuk dalam sejarah kota antara lain, perkembangan ekologi (lingkungan) kota; transformasi atau perubahan sosial ekonomi masyarakat kota (termasuk di dalamnya adalah industrialisasi dan urbanisasi); sistem sosial dalam masyarakat kota; problem-problem sosial seperti masalah kepadatan dan heterogenitas; dan mobilitas sosial masyarakat perkotaan. Sejarawan banyak yang memasukkan sejarah kota juga dalam sejarah sosial atau sejarah lokal. </span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 4.Sejarah Pedesaan</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Sejarah pedesaan adalah sejarah yang secara khusus meneliti tentang desa atau pedesaan, masyarakat petani, dan ekonomi petanian.</span><br style="color: red;" /> <a href="" name="more" style="color: red;"></a><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 5.Sejarah Ekonomi</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Sejarah ekonomi merupakan salah satu unit penulisan sejarah yang mempelajari berbagai faktor yang menentukan jalannya perkembangan perekonomian (produksi, distribusi dan konsumsi) suatu masyarakat.</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 6.Sejarah Kebudayaan</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Merupakan kajian historis yang membahas tentang pola-pola kehidupan (morfologi budaya) dan kesenian. </span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 7.Sejarah Lokal</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Beberapa tema yang merupakan objek penulisan sejarah lokal adalah dinamika masyarakat pedesaan, interaksi antar suku bangsa dalam masyarakat majemuk, revolusi nasional di tingkat lokal, dan biografi tokoh-tokoh lokal.</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 8.Sejarah Wanita</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Bidang kajian dari sejarah wanita ini antara lain meliputi: tentang peranan wanita dalam berbagai sektor sosial-ekonomi, biografi tokoh wanita, gerakan-gerakan wanita, sejarah keluarga dimana peran wanita disini sangat dominan, tentang budaya wanita, dan tema tentang kelompok-kelompok wanita. Sebagai spesialisasi dalam kajian sejarah, sejarah wanita dapat dimasukkan dalam sejarah sosial.</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 9.Sejarah Agama</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Kajian dalam sejarah agama antara lain meliputi, sejarah awal lahirnya agama-agama dunia, aliran-aliran keagamaan pada agama-agama tertentu, gerakan-gerakan keagamaan, pemberontakan ulama dan lain sebaginya.</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 10.Sejarah Politik</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Sejarah politik merupakan sejarah yang mengkaji tentang masalah-masalah pemerintahan, kenegaraan (termasuk partai-partai politik) dan power (kekuasaan).</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 11.Sejarah Pemikiran</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Sejarah pemikiran dapat didefinisikan sebagai the study of the role of ideas in historical events and process. Secara lebih kongkrit sejarah pemikiran mencakup studi tentang pemikiran-pemikiran besar, yang berpengaruh pada kejadian bersejarah, serta pengaruh pemikiran tersebut pada masyarakat bawah.</span><br style="color: red;" /> <br style="color: red;" /><span style="color: red;"> 12.Sejarah Kuantitatif</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> Sejarah kuantitatif adalah penggunaan metode kuantitatif (teknik matematika) dalam penulisan sejarah. Perbedaannya dengan penulisan sejarah lain (sejarah kualitatif) dengan demikian terletak pada penggunaan data sejarah. Kalau sejarah kualitatif datanya berupa deskripsi (berita), peninggalan (bangunan, foto), pikiran, perbuatan, dan perkataan (sejarah lisan), maka sejarah kuantitatif datanya berupa angka-angka (misalnya: angka kejahatan, jumlah murid), statistik (misalnya: harga sembako, perpajakan) dan sensus (misalnya: penduduk, ternak).</span><br style="color: red;" /> <div style="color: red; text-align: justify;"><b>I.Jenis - jenis penulisan sejarah</b></div><div style="color: red;"><br />
1.Sejarah Lisan<br />
Merupakan upaya mengetahui kejadian masa lalu yang dilakukan dengan teknik wawancara pada tokoh atau pelaku sejarah yang berkaitan dengan kejadian atau tema tertentu. Sejarah lisan dengan demikian memiliki dua fungsi, pertama ia sebagai metode (cara penulisan sejarah) dan kedua sebagai sumber sejarah.<br />
<br />
2.Sejarah Sosial<br />
Merupakan penulisan sejarah yang berkaitan dengan tema-tema sosial seperti kemiskinan, perbanditan, kekerasan, kriminalitas, pelacuran, perlawanan terhadap kolonial, pertumbuhan penduduk, migrasi, urbanisasi dan sebagainya.<br />
<br />
3.Sejarah Kota<br />
Sebagaimana sejarah sosial, permasalahan yang menjadi bidang kajian sejarah kota juga sangat luas. Diantara bidang kajian yang termasuk dalam sejarah kota antara lain, perkembangan ekologi (lingkungan) kota; transformasi atau perubahan sosial ekonomi masyarakat kota (termasuk di dalamnya adalah industrialisasi dan urbanisasi); sistem sosial dalam masyarakat kota; problem-problem sosial seperti masalah kepadatan dan heterogenitas; dan mobilitas sosial masyarakat perkotaan. Sejarawan banyak yang memasukkan sejarah kota juga dalam sejarah sosial atau sejarah lokal. <br />
<br />
4.Sejarah Pedesaan<br />
Sejarah pedesaan adalah sejarah yang secara khusus meneliti tentang desa atau pedesaan, masyarakat petani, dan ekonomi petanian.<br />
<br />
5.Sejarah Ekonomi<br />
Sejarah ekonomi merupakan salah satu unit penulisan sejarah yang mempelajari berbagai faktor yang menentukan jalannya perkembangan perekonomian (produksi, distribusi dan konsumsi) suatu masyarakat.<br />
<br />
6.Sejarah Kebudayaan<br />
Merupakan kajian historis yang membahas tentang pola-pola kehidupan (morfologi budaya) dan kesenian. <br />
<br />
7.Sejarah Lokal<br />
Beberapa tema yang merupakan objek penulisan sejarah lokal adalah dinamika masyarakat pedesaan, interaksi antar suku bangsa dalam masyarakat majemuk, revolusi nasional di tingkat lokal, dan biografi tokoh-tokoh lokal.<br />
<br />
8.Sejarah Wanita<br />
Bidang kajian dari sejarah wanita ini antara lain meliputi: tentang peranan wanita dalam berbagai sektor sosial-ekonomi, biografi tokoh wanita, gerakan-gerakan wanita, sejarah keluarga dimana peran wanita disini sangat dominan, tentang budaya wanita, dan tema tentang kelompok-kelompok wanita. Sebagai spesialisasi dalam kajian sejarah, sejarah wanita dapat dimasukkan dalam sejarah sosial.<br />
<br />
9.Sejarah Agama<br />
Kajian dalam sejarah agama antara lain meliputi, sejarah awal lahirnya agama-agama dunia, aliran-aliran keagamaan pada agama-agama tertentu, gerakan-gerakan keagamaan, pemberontakan ulama dan lain sebaginya.<br />
<br />
10.Sejarah Politik<br />
Sejarah politik merupakan sejarah yang mengkaji tentang masalah-masalah pemerintahan, kenegaraan (termasuk partai-partai politik) dan power (kekuasaan).<br />
<br />
11.Sejarah Pemikiran<br />
Sejarah pemikiran dapat didefinisikan sebagai the study of the role of ideas in historical events and process. Secara lebih kongkrit sejarah pemikiran mencakup studi tentang pemikiran-pemikiran besar, yang berpengaruh pada kejadian bersejarah, serta pengaruh pemikiran tersebut pada masyarakat bawah.<br />
<br />
12.Sejarah Kuantitatif<br />
Sejarah kuantitatif adalah penggunaan metode kuantitatif (teknik matematika) dalam penulisan sejarah. Perbedaannya dengan penulisan sejarah lain (sejarah kualitatif) dengan demikian terletak pada penggunaan data sejarah. Kalau sejarah kualitatif datanya berupa deskripsi (berita), peninggalan (bangunan, foto), pikiran, perbuatan, dan perkataan (sejarah lisan), maka sejarah kuantitatif datanya berupa angka-angka (misalnya: angka kejahatan, jumlah murid), statistik (misalnya: harga sembako, perpajakan) dan sensus (misalnya: penduduk, ternak).<br />
<br />
13.Sejarah Mentalitas<br />
Tema-tema yang menjadi objek studi sejarah mentalitas antara lain meliputi mentalitas revolusioner, kontrarevolusioner, orang-orang militan, kaum anarkis, perbanditan, pelacuran, petualangan, pembunuhan, kriminalitas, konflik desa-kota, fenomena bunuh diri, ketidakwarasan (gila), budaya populer (budaya pop), penindasan perempuan, pertenungan, aborsi, homoseksualitas, dan kematian.<br />
13.Sejarah Mentalitas<br />
Tema-tema yang menjadi objek studi sejarah mentalitas antara lain meliputi mentalitas revolusioner, kontrarevolusioner, orang-orang militan, kaum anarkis, perbanditan, pelacuran, petualangan, pembunuhan, kriminalitas, konflik desa-kota, fenomena bunuh diri, ketidakwarasan (gila), budaya populer (budaya pop), penindasan perempuan, pertenungan, aborsi, homoseksualitas, dan kematian.</div>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-89672853603393247842011-06-04T00:56:00.001-07:002011-06-04T00:56:58.369-07:00Metodologi Sejarah<div style="color: red;">METODOLOGI SEJARAH Metodologi atau science of methods adalah ilmu yang membicarakan tentang cara. Dengan demikian metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi dan penyajian sejarah. Dalam metodologi sejarah, disini diuraikan berbagai jenis penulisan sejarah, unit kajian, permasalahan, teori, konsep dan sumber sejarah. Metode yang dipakai dalam penelitian sejarah mencakup empat langkah berikut: 1.Heuristik Heuristik (heureskein dalam bahasa Yunani) adalah upaya mencari atau menemukan jejak-jejak sejarah (traces). Jejak sejarah sendiri adalah apa-apa yang ditinggalkan oleh aktivitas manusia (baik aktivitas politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya) pada masa lampau yang menunjukkan bahwa benar-benar telah terjadi peristiwa yang dimaksud.</div><a name='more'></a><br />
<a href="" name="more"></a><br />
Dengan demikian upaya pencarian jejak-jejak sejarah berkaitan dengan penemuan bukti-bukti sejarah. Bukti-bukti tersebut selanjutnya dikelompokkan atau diklasifikasikan sesuai urutan waktu terjadinya peristiwa, kesamaan cerita, dan jenis sumbernya. Jadi heuristik adalah upaya mencari sumber atau bukti sejarah yang terkait dengan masalah atau peristiwa tertentu yang akan ditulis atau diteliti. 2.Kritik sejarah Setelah jejak (bukti) atau sumber berhasil ditemukan, langkah selanjutnya adalah menyeleksi dan menguji jejak-jejak tersebut sebagai upaya untuk menemukan sumber sejarah yang sebenarnya (yang sesuai dengan yang diperlukan dan merupakan sumber yang asli atau autentik). Inilah yang dimaksud dengan kritik sejarah. Proses kritik sejarah itu sendiri meliputi dua hal. Pertama adalah kritik eksternal dan kedua adalah kritik internal. a.Kritik eksternal Kritik eksternal ditujukan untuk menjawab beberapa pertanyaan pokok berikut: •Apakah sumber yang telah kita peroleh tersebut betul-betul sumber yang kita kehendaki. •Apakah sumber itu sesuai dengan aslinya atau tiruannya •Apakah sumber tersebut masih utuh atau telah mengalami perubahan. b.Kritik internal Dilakukan setelah dilakukan kritik eksternal. Kritik internal ditujukan untuk menjawab pertanyaan: Apakah kesaksian yang diberikan oleh sumber itu memang dapat dipercaya. Untuk itu yang harus dilakukan adalah membandingkan kesaksian antar berbagai sumber (cross examination). 3.Interpretasi fakta Fakta-fakta sejarah yang berhasil dikumpulkan dan telah menjalani kritik sejarah perlu dihubung-hubungkan dan dikait-kaitkan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga antara fakta yang satu dengan yang lainnya kelihatan sebagai suatu rangkaian yang masuk akal, dalam artian menunjukkan kesesuaian satu sama lainnya. Dengan kata lain, rangkaian fakta itu harus menunjukkan diri sebagai suatu rangkaian “bermakna” dari kehidupan masa lalu suatu masyarakat atau bangsa. Untuk tujuan tersebut (mewujudkan suatu rangkaian peristiwa yang bermakna) sejarawan atau penulis sejarah perlu memiliki kemampuan untuk melakukan interpretasi terhadap fakta. Dalam tahap inilah salah satu masalah krusial dalam historiografi muncul. Ini terkait dengan objektivitas dan subjektivitas sejarawan. Masalah interpretasi berkaitan erat dengan dua hal ini. 4.Penulisan atau penyusunan cerita sejarah Apabila ide-ide yang membangun keterkaitan antar fakta sejarah berhasil dirumuskan, melalui kegiatan interpretasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penulisan atau penyusunan cerita sejarah. Dalam metodologi sejarah langkah-langkah ini disebut dengan historiografi. B. PRINSIP SEBAB AKIBAT DALAM PENELITIAN SEJARAH Dalam ilmu sejarah prinsip sebab akibat ini disebut dengan istilah determinisme atau historicisme. Prinsip sebab akibat ini menurut Sartono Kartodirjo (1993) pengertiannya adalah bahwa suatu peristiwa sejarah hendaknya diterangkan dengan melihat peristiwa sejarah yang mendahuluinya. Dengan kata lain semua akibat itu berawal dari adanya sebuah atau beberapa sebab yang sebelumnya terjadi. Sebagai contohnya dapat dikemukakan tentang peristiwa pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di rumah kediaman pribadi Soekarno. Pertanyaan yang bisa muncul diantaranya adalah: bagaimana naskah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu dirumuskan? Mengapa naskah proklamasi kemerdekaan itu dibacakan dengan mengambil tempat di rumah pribadi Soekarno? Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang dapat dikemukakan seputar pembacaan naskah proklamasi itu. Menurut konsep sebab akibat sejarah bahwa suatu peristiwa sejarah diterangkan oleh peristiwa sejarah yang mendahuluinya. Dalam hal ini peristiwa sejarah yang mendahului pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan yang mengambil tempat di rumah pribadi Ir. Soekarno itu adalah peristiwa yang terjadi sebelumnya, yaitu perumusan naskah proklamasi yang mengambil tempat di rumah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Muda Maeda, yang berada di Jl. Imam Bonjol 1 Jakarta. Di rumah Maeda hadir para anggota PPKI, tokoh-tokoh pemuda seperti Chairul Saleh, Soekarni, B.M. Diah, Soediro, Sayuti Melik, dan orang-orang Jepang dari Angkatan Darat, seperti Nishijima, Yoshizumi dan Myoshi. Perumusan naskah proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo, yang disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah dan Soedirio. Soekarno menuliskan naskah proklamasi itu pada secarik kertas bergaris. Setelah mendapat kesepakatan bersama, maka naskah proklamasi tulisan tangan itu dibawa ke ruang tengah rumah Laksamana Muda Maeda. Naskah proklamasi itu kemudian diperdebatkan untuk mendapatkan kesempurnaan. Hal ini terbukti dari adanya tiga coretan, yaitu kata “pemindahan”, “penyerahan” dan “diusahakan”. Disepakati pula yang meandatangani naskah proklamasi kemerdekaan itu ialah Soekarno dan Hatta. Pengetikan naskah proklamasi dilakukan oleh Sayuti Melik atas permintaan Soekarni. Sayuti Melik yang mengetik naskah proklamasi itu mengadakan tiga perubahan yaitu kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”, sedangkan bagian akhir “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti dengan “atas nama bangsa Indonesia”. Cara menulis tanggal diubah sedikit menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”. Naskah yang sudah diketik itu kemudian ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta dengan disaksikan oleh semua yang hadir di rumah Laksamana Muda Maeda. Pembacaan naskah proklamasi itu disepakati pula akan dilakukan di rumah pribadi Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi 56) Jakarta, pada jam 10 WIB. Pemilihan tempat itu dengan maksud atau atas dasar pertimbangan keamanan dan supaya tidak menyinggung perasaan Saiko Sikikan (Panglima Angkatan darat ke-16 di Jawa) Jenderal Yuichiro Nagano dan Gunseikan (Kepala Pemerintahan) Jenderal Yamamoto, sebagai penguasa yang berkewajiban memelihara status quo di seluruh wilayah yang diduduki dengan melarang semua kegiatan politik sejak tanggal 16 Agustus 1945 jam 12 siang. C. PRINSIP KRONOLOGI DALAM PENELITIAN SEJARAH Pengertian kronologi disini mengandung dua maksud, yaitu berdasarkan urutan waktu dan berdasarkan urutan peristiwa atau kejadian. Dalam melakukan penelitian sejarah, seorang peneliti harus memperhatikan dua kaidah tersebut. Hal itu disebabkan karena sifat sejarah sendiri yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu yang berisikan tentang suatu peristiwa yang ditulis berdasakan proses terjadinya peristiwa tersebut dari misalnya tahun tertentu sampai tahun tertentu yang lain, baik dengan pola sebab akibat maupun akibat sebab. Dengan demikian peristiwa yang ditulis bersifat runtut.dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-30435790103248082212011-06-02T05:21:00.000-07:002011-06-02T05:21:07.458-07:00Pemfaktoran Aljabar<span style="color: red;">Di kelas VII kalian telah mempelajari materi mengenai KPK dan FPB. Pada materi tersebut kalian telah mempelajari cara menentukan kelipatan dan faktor dari suatu bilangan. Coba ingat kembali cara menentukan faktor dari suatu bilangan. Ingat kembali bahwa faktorisasi prima dari suatu bilangan adalah perkalian faktor-faktor prima dari bilangan tersebut. Di bagian depan telah kalian pelajari bahwa sifat distributif a(x + y) dapat dinyatakan sebagai berikut: ax + ay = a(x + y)</span><a name='more'></a><br style="color: red;" /> <span class="fullpost" style="color: red;"><br />
Dari bentuk di atas, tampak bahwa bentuk penjumlahan dapat dinyatakan sebagai bentuk perkalian jika suku-suku dalam bentuk <a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/04/penjumlahan-dan-pengurangan-aljabar.html">penjumlahan</a> tersebut memiliki faktor yang sama. Dari bentuk ax + ay = a(x + y), a dan (x + y) merupakan faktor-faktor dari ax + ay. Proses menyatakan bentuk <a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/04/penjumlahan-dan-pengurangan-aljabar.html">penjumlahan</a> menjadi suatu bentuk perkalian faktor-faktornya disebut <a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/04/pemfaktoran-aljabar.html">pemfaktoran atau faktorisasi</a>.<br />
<br />
<a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/04/pemfaktoran-aljabar.html">Pemfaktoran atau faktorisasi</a> bentuk aljabar adalah menyatakan bentuk penjumlahan menjadi suatu bentuk perkalian dari bentuk aljabar tersebut. Sekarang, kalian akan mempelajari faktorisasi dari beberapa bentuk aljabar. Perhatikan uraian berikut:<br />
1. Bentuk ax + ay + az + ... dan ax + bx – cx<br />
<a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/04/faktorisasi-aljabar.html">Bentuk aljabar</a> yang terdiri atas dua suku atau lebih dan memiliki faktor sekutu dapat difaktorkan dengan menggunakan sifat distributif.<br />
ax + ay + az + ... = a(x + y + z + ...)<br />
ax + bx – cx = x(a + b – c)<br />
2. Bentuk Selisih Dua Kuadrat x2 – y2<br />
<a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/04/faktorisasi-aljabar.html">Bentuk aljabar</a> yang terdiri atas dua suku dan merupakan selisih dua kuadrat.<br />
Dengan demikian, bentuk selisih dua kuadrat x2 – y2 dapat dinyatakan sebagai berikut:<br />
x2 - y2= (x + y).(x - y) <br />
3. Bentuk x2 + 2xy + y2 dan x2 – 2xy + y2<br />
Untuk memfaktorkan bentuk aljabar x2 + 2xy + y2 dan x2 – 2xy + y2 perhatikan uraian berikut:<br />
x2 + 2xy + y2 = (x + y) (x + y) = (x + y)2<br />
x2 – 2xy + y2 = (x – y) (x – y) = (x – y)2<br />
4. Bentuk ax2 + bx + c dengan a = 1<br />
Langkah-langkah memfaktorkan bentuk aljabar x2 + bx + c dengan c positif sebagai berikut:<br />
– Pecah c menjadi perkalian faktor-faktornya.<br />
– Tentukan pasangan bilangan yang berjumlah b.<br />
Contoh:<br />
(x + 2) (x + 3) = x2 + 3x + 2x + 6 = x2 + 5x + 6 ........... (dihasilkan suku tiga)<br />
Sebaliknya, bentuk suku tiga x2 + 5x + 6 apabila difaktorkan menjadi x2 + 5x + 6 = (x + 2) (x + 3). Perhatikan bahwa bentuk aljabar x2 + 5x + 6 memenuhi bentuk x2 + bx + c.<br />
<br />
Berdasarkan pengerjaan di atas, ternyata untuk memfaktorkan bentuk x2 + bx + c dilakukan dengan cara mencari dua bilangan real yang hasil kalinya sama dengan c dan jumlahnya sama dengan b. Misalkan x2 + bx + c sama dengan (x + m) (x + n).<br />
x2 + bx + c = (x + m) (x + n) = x2 + mx + nx + mn = x2 + (m + n)x + mn</span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-62189737982147748762011-06-02T05:20:00.000-07:002011-06-02T05:20:23.760-07:00BENTUK ALJABAR DAN UNSUR-UNSURNYA<div style="color: red;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;"><a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/06/pengenalan-aljabar.html">A. BENTUK ALJABAR DAN UNSUR-UNSURNYA</a></span></span><br />
<br />
Perhatikan ilustrasi berikut:<br />
Banyak boneka Rika 5 lebihnya dari boneka Desy. Jika banyak boneka Desy dinyatakan dengan x maka banyak boneka Rika dinyatakan dengan x + 5. Jika boneka Desy sebanyak 4 buah maka boneka Rika sebanyak 9 buah. Bentuk seperti (x + 5) disebut bentuk aljabar.</div><a name='more'></a><br />
<span class="fullpost"> <br />
<a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/06/pengenalan-aljabar.html">Bentuk aljabar</a> adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang tidak diketahui seperti banyaknya bahan bakar minyak yang dibutuhkan sebuah bis dalam tiap minggu, jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu, atau banyaknya makanan ternak yang dibutuhkan dalam 3 hari, dapat dicari dengan menggunakan aljabar.<br />
<br />
Contoh bentuk aljabar yang lain seperti 2x, –3p, 4y + 5, 2x2 – 3x + 7, (x + 1)(x – 5), dan –5x(x – 1)(2x + 3). Huruf-huruf x, p, dan y pada bentuk aljabar tersebut disebut variabel. Selanjutnya, pada suatu bentuk aljabar terdapat unsur-unsur aljabar, meliputi variabel, konstanta, faktor, suku sejenis, dan suku tak sejenis.<br />
<br />
Agar kalian lebih jelas mengenai unsur-unsur pada bentuk aljabar, pelajarilah uraian berikut:<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">1. Variabel, Konstanta, dan Faktor</span><br />
Perhatikan bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut, huruf x dan y disebut variabel. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.<br />
<br />
Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. Jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi a = p X q dengan a, p, q bilangan bulat, maka p dan q disebut faktor-faktor dari a.<br />
<br />
Pada bentuk aljabar di atas, 5x dapat diuraikan sebagai 5x = 5 X x atau 5x = 1 X 5x. Jadi, faktor-faktor dari 5x adalah 1, 5, x, dan 5x. Adapun yang dimaksud koefisien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien masing-masing suku pada bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Koefisien pada suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah 3, pada suku 8x adalah 8, dan pada suku –6y adalah –6.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis</span><br />
a) Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih. <br />
<br />
Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama. Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ...<br />
<br />
Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...<br />
<br />
b) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih. Contoh: 3x, 2a2, –4xy, ...<br />
<br />
c) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 – 4x, ...<br />
<br />
d) Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x2 – x + 1, 3x + y – xy, ...<br />
<br />
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;"><a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/06/pengenalan-aljabar.html">B. OPERASI HITUNG PADA BENTUK ALJABAR</a></span></span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar</span><br />
Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis. Jumlahkan atau kurangkan koefisien pada suku-suku yang sejenis.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">2. Perkalian</span><br />
Perlu kalian ingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a X (b + c) = (a X b) + (a X c) dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, yaitu a X (b – c) = (a X b) – (a X c), untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c. Sifat ini juga berlaku pada perkalian bentuk aljabar.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">3. Perpangkatan</span><br />
Coba kalian ingat kembali operasi perpangkatan pada bilangan bulat. Operasi perpangkatan diartikan sebagai perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Hal ini juga berlaku pada perpangkatan bentuk aljabar. Pada perpangkatan bentuk aljabar suku dua, koefisien tiap suku ditentukan menurut segitiga Pascal. Misalkan kita akan menentukan pola koefisien pada penjabaran bentuk aljabar suku dua (a + b)n, dengan n bilangan asli.<br />
Perhatikan uraian berikut:<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyqcPrgcDb4jYvEIcom7PuHN_ABzDlwXVxyhNBvlpUU991mw_ia91cJoLa3JFg7b3NZGc0vb76jVBQjb1d0C9IVixG88YawFmywSeqTpYIxYpsvQ4ag6SWPO6RYYeAi5-MwDPChm5IMqGN/s1600/ALJABAR1.JPG"><img alt="Contoh Perpangkatan Aljabar" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482885679998021458" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyqcPrgcDb4jYvEIcom7PuHN_ABzDlwXVxyhNBvlpUU991mw_ia91cJoLa3JFg7b3NZGc0vb76jVBQjb1d0C9IVixG88YawFmywSeqTpYIxYpsvQ4ag6SWPO6RYYeAi5-MwDPChm5IMqGN/s400/ALJABAR1.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 351px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvWf3H7xjC2KWA0kShbazY9FKPGZEHCIcf5ar05-HWxbN8bfgN3aATSTKjTxNhWK5tHEBG2-5LHU9Xs0fjFxaHeIh69Wh08rBeV08HtQ4_5tWL70zjgvUB5RGNkEYhmf_YnxKwq90VZcxK/s1600/SEGITIGA+PASCAL.JPG"><img alt="Gambar Segitiga Pascal" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482885664706073682" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvWf3H7xjC2KWA0kShbazY9FKPGZEHCIcf5ar05-HWxbN8bfgN3aATSTKjTxNhWK5tHEBG2-5LHU9Xs0fjFxaHeIh69Wh08rBeV08HtQ4_5tWL70zjgvUB5RGNkEYhmf_YnxKwq90VZcxK/s400/SEGITIGA+PASCAL.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 200px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 396px;" /></a><br />
Pada segitiga Pascal tersebut, bilangan yang berada di bawahnya diperoleh dari penjumlahan bilangan yang berdekatan yang berada di atasnya.<br />
<span style="font-weight: bold;"><br />
4. Pembagian</span><br />
Hasil bagi dua bentuk aljabar dapat kalian peroleh dengan menentukan terlebih dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya.<br />
<span style="font-weight: bold;"><br />
5. Substitusi pada Bentuk Aljabar</span><br />
Nilai suatu bentuk aljabar dapat ditentukan dengan cara menyubstitusikan sebarang bilangan pada variabel-variabel bentuk aljabar tersebut.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">6. Menentukan KPK dan FPB Bentuk Aljabar</span><br />
Coba kalian ingat kembali cara menentukan KPK dan FPB dari dua atau lebih bilangan bulat. Hal itu juga berlaku pada bentuk aljabar. Untuk menentukan KPK dan FPB dari bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menyatakan bentuk-bentuk aljabar tersebut menjadi perkalian faktor-faktor primanya. Perhatikan contoh berikut:<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik3zVdRuw4wgc8jCbenCVce0LVn7JFUfAkuKYAFNbjb-QwK4O8ebMUmp8JEebObpq0iImHzUb_G2kTgeoIjhiQ1TrIb0ZHOrVzSYUIyibH0YOgB2hhzn68XFKRQHkd-ICZSJVkQXgguSEG/s1600/CONTOH+FPB+DAN+KPK+ALJABAR.JPG"><img alt="Contoh FPB dan KPK Aljabar" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482885682480396642" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik3zVdRuw4wgc8jCbenCVce0LVn7JFUfAkuKYAFNbjb-QwK4O8ebMUmp8JEebObpq0iImHzUb_G2kTgeoIjhiQ1TrIb0ZHOrVzSYUIyibH0YOgB2hhzn68XFKRQHkd-ICZSJVkQXgguSEG/s400/CONTOH+FPB+DAN+KPK+ALJABAR.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 244px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;"><a href="http://rumus-soal.blogspot.com/2010/06/pengenalan-aljabar.html">C. PECAHAN BENTUK ALJABAR</a></span></span><br />
<br />
Di bagian depan kalian telah mempelajari mengenai bentuk aljabar beserta operasi hitungnya. Pada bagian ini kalian akan mempelajari tentang pecahan bentuk aljabar, yaitu pecahan yang pembilang, atau penyebut, atau kedua-duanya memuat bentuk aljabar. <br />
<span style="font-weight: bold;"><br />
1. Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar</span><br />
Suatu pecahan bentuk aljabar dikatakan paling sederhana apabila pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali 1, dan penyebutnya tidak sama dengan nol. Untuk menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan cara membagi pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan FPB dari keduanya.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">2. Operasi Hitung Pecahan Aljabar dengan Penyebut Suku Tunggal</span><br />
<span style="font-style: italic;">a. Penjumlahan dan pengurangan</span><br />
Pada bab sebelumnya, kalian telah mengetahui bahwa hasil operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan diperoleh dengan cara menyamakan penyebutnya, kemudian menjumlahkan atau mengurangkan pembilangnya. Kalian pasti juga masih ingat bahwa untuk menyamakan penyebut kedua pecahan, tentukan KPK dari penyebut-penyebutnya. Dengan cara yang sama, hal itu juga berlaku pada operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk pecahan aljabar. Perhatikan contoh berikut:<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJrcrEVbOQnB0brfrLAd8eVNnuTTS6qOVk85ABwqB85SKehL6ob0wcaRKZYUlylFPZsk7V7PAnhzBQ1-oY5QSz1sRVZ7z_Gw5bk0fe7BcFs0CfaLKCeq9Nt2pUUOimQIdL9bNRzOQfnFeu/s1600/CONTOH+PENJUMLAHAN+PECAHAN+ALJABAR.JPG"><img alt="Contoh Penjumlahan Pecahan Aljabar" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482885690686644866" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJrcrEVbOQnB0brfrLAd8eVNnuTTS6qOVk85ABwqB85SKehL6ob0wcaRKZYUlylFPZsk7V7PAnhzBQ1-oY5QSz1sRVZ7z_Gw5bk0fe7BcFs0CfaLKCeq9Nt2pUUOimQIdL9bNRzOQfnFeu/s400/CONTOH+PENJUMLAHAN+PECAHAN+ALJABAR.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 231px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<span style="font-style: italic;">b. Perkalian dan pembagian</span><br />
Perkalian pecahan aljabar tidak jauh berbeda dengan perkalian bilangan pecahan. Perhatikan contoh berikut:<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8OOfuk2-HE4h0VfbRTOGca7G1rL0kwR7Fd1AqZDE03gXuClFL3zEVkE8FIZbyFBzrHH-8pzhi9vXHS8wsfMbGYWf1rGZm6sr6Mq_Fg4qoxyMEYvh210rwTCFNopUlvLJuG2cFqDH9Ewod/s1600/CONTOH+PERKALIAN+PECAHAN+ALJABAR.JPG"><img alt="Contoh Perkalian Pecahan Aljabar" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482886136677497186" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8OOfuk2-HE4h0VfbRTOGca7G1rL0kwR7Fd1AqZDE03gXuClFL3zEVkE8FIZbyFBzrHH-8pzhi9vXHS8wsfMbGYWf1rGZm6sr6Mq_Fg4qoxyMEYvh210rwTCFNopUlvLJuG2cFqDH9Ewod/s400/CONTOH+PERKALIAN+PECAHAN+ALJABAR.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 234px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<span style="font-style: italic;">c. Perpangkatan pecahan bentuk aljabar</span><br />
Operasi perpangkatan merupakan perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Hal ini juga berlaku pada perpangkatan pecahan bentuk aljabar. Perhatikan contoh berikut:<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2fBOf2zd5otxkgUmO-qUHR1N4sq_tGcdiMdQTJchQwh1zxNlPECo_UhpTUFqQFuoMN7tsk-PiSQQePNndsJrMv-mHwDKoYggAcs_uwkZNe35KlUbwQoCK-GxJ_-pdcIVroxnUc9Bip3ui/s1600/CONTOH+PECAHAN+ALJABAR.JPG"><img alt="Contoh Perpangkatan Pecahan Aljabar" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482885687698202658" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2fBOf2zd5otxkgUmO-qUHR1N4sq_tGcdiMdQTJchQwh1zxNlPECo_UhpTUFqQFuoMN7tsk-PiSQQePNndsJrMv-mHwDKoYggAcs_uwkZNe35KlUbwQoCK-GxJ_-pdcIVroxnUc9Bip3ui/s400/CONTOH+PECAHAN+ALJABAR.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 261px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a></span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3983471465905734007.post-40929460375243150652011-06-02T05:19:00.001-07:002011-06-02T05:19:05.442-07:00integral<div style="color: red;">Pernahkah kalian melihat baling-baling pesawat? Bagaimanakah bentuknya? Ketika pesawat hendak mengudara, baling-baling pesawat akan berputar dengan kecepatan tinggi. Bagaimanakah bentuk baling-baling itu saat berputar? Saat baling-baling berputar, kalian akan mengamati sebuah bentuk seperti lingkaran. Dapatkah kalian mengetahui luas lingkaran yang terbentuk dari perputaran baling-baling itu? Dengan menggunakan integral, kalian akan dapat mengetahuinya.</div><a name='more'></a><br />
<span class="fullpost"> <br />
<span style="font-weight: bold;">A. KONSEP TURUNAN</span><br />
Di Kelas XI, kalian telah mempelajari konsep turunan. Pemahaman tentang konsep turunan ini dapat kalian gunakan untuk memahami konsep integral. Untuk itu, coba tentukan turunan fungsi-fungsi berikut.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVUlshGag5YXQy6wxWb9kFHzCLy1NFqyY_FZph2EjT4Ia-Oi54-HW1tbMuFe9r4GjZHCioeDcZZ49OpeCvqYuNAfLAelrT5uFEBLoGsXg2e3sVvl40XyE7GTAXznwUH75rGd_pnOx3rN_X/s1600/integral+1.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468742880948903602" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVUlshGag5YXQy6wxWb9kFHzCLy1NFqyY_FZph2EjT4Ia-Oi54-HW1tbMuFe9r4GjZHCioeDcZZ49OpeCvqYuNAfLAelrT5uFEBLoGsXg2e3sVvl40XyE7GTAXznwUH75rGd_pnOx3rN_X/s400/integral+1.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 309px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGGkQN7H_nBt_MumTTTZrwiYPN_m9yoGxgGDj5fGvOEFKpjNlg7cCCPF6VDWhMVJmwKMSTzfKh8OMYXfVTSjQjyDW8KNPmre4w-u0leMUNOqxH9IYYrRAiaraKysPzTPT11OaEjdl_1JIL/s1600/integral+2.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468742882322813346" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGGkQN7H_nBt_MumTTTZrwiYPN_m9yoGxgGDj5fGvOEFKpjNlg7cCCPF6VDWhMVJmwKMSTzfKh8OMYXfVTSjQjyDW8KNPmre4w-u0leMUNOqxH9IYYrRAiaraKysPzTPT11OaEjdl_1JIL/s400/integral+2.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 305px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrZWWVmJtujYzWlW3b8DSBdqLGPDZ_fok4ASHE6HkfIHvcGEaqSgHG5_VFHNSk1GSj21bb4uE9qc8AM_qetWyl2YqUkA5EcXv2Nrien7fI6FssQxQVRpTtVivJOsHCwygPKOhuigLi0zRO/s1600/integral+3.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468742892688903634" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrZWWVmJtujYzWlW3b8DSBdqLGPDZ_fok4ASHE6HkfIHvcGEaqSgHG5_VFHNSk1GSj21bb4uE9qc8AM_qetWyl2YqUkA5EcXv2Nrien7fI6FssQxQVRpTtVivJOsHCwygPKOhuigLi0zRO/s400/integral+3.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 206px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<span style="font-weight: bold;">B. INTEGRAL TAK TENTU</span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKHIOrAjMUmv9ITVHVE8S8BRg8uKRKpexsfZvM0lVvQTusIbTbnVr0JwPfavwFuY3utWa5gmsl2MLQ7kC_5pjo5MYgC_xHL3X-9MZTLp3w7SBEQY95w2kk6KSig24zKc1jVlAivHuABQYx/s1600/integral+4.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468742901014595538" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKHIOrAjMUmv9ITVHVE8S8BRg8uKRKpexsfZvM0lVvQTusIbTbnVr0JwPfavwFuY3utWa5gmsl2MLQ7kC_5pjo5MYgC_xHL3X-9MZTLp3w7SBEQY95w2kk6KSig24zKc1jVlAivHuABQYx/s400/integral+4.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 256px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
Sehingga kalian dapat memandang integral tak tentu sebagai wakil keseluruhan keluarga fungsi (satu antiturunan untuk setiap nilai konstanta c). Pengertian tersebut dapat digunakan untuk membuktikan teorema- teorema berikut yang akan membantu dalam pengerjaan hitung integral.<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFIKOKrL6pDII2VtlBZA79W3TDv4p4AGdz5-S1jwUGdvIfvZ3Y1DTu-OxHEb178ABzryJrFdQbIcQzNFtvEu1LEk2S2NUlLoeyMyceNZ-iMJh9zbGSVOGFW2oI-XFsdLy9wE0kbqrvCKEe/s1600/TEORI+1.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468745031376648866" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFIKOKrL6pDII2VtlBZA79W3TDv4p4AGdz5-S1jwUGdvIfvZ3Y1DTu-OxHEb178ABzryJrFdQbIcQzNFtvEu1LEk2S2NUlLoeyMyceNZ-iMJh9zbGSVOGFW2oI-XFsdLy9wE0kbqrvCKEe/s400/TEORI+1.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 189px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy-EZUYb9vb23MWGfCBdjkZ3L7pM6AwlMlfVSvfJdlzVP1mBwfMr-2Aa7XCQunCUIsk73ia5OMI98QWZFMb7ElSdlXbssO2lWPPcTPyLCnrDqMYr0-fEOIuEFpFGayGAatoyyPTMG-JwnY/s1600/TEORI+2.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468745037977998706" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy-EZUYb9vb23MWGfCBdjkZ3L7pM6AwlMlfVSvfJdlzVP1mBwfMr-2Aa7XCQunCUIsk73ia5OMI98QWZFMb7ElSdlXbssO2lWPPcTPyLCnrDqMYr0-fEOIuEFpFGayGAatoyyPTMG-JwnY/s400/TEORI+2.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 201px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdZt7cpqOdUwqJX6KsVUHtuusmewkD-6WWJb9AhLPE5vZ48h4miUSzkrqsvfi1d79Fn4wzZBP2pyh9W0DgAt8WnhHPvd6oRkeO16mAEXb8uDbRcGiswWSZfEv1anidPw6N0JyOgoC3itLy/s1600/TEORI+3.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468745053194165826" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdZt7cpqOdUwqJX6KsVUHtuusmewkD-6WWJb9AhLPE5vZ48h4miUSzkrqsvfi1d79Fn4wzZBP2pyh9W0DgAt8WnhHPvd6oRkeO16mAEXb8uDbRcGiswWSZfEv1anidPw6N0JyOgoC3itLy/s400/TEORI+3.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 260px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP8LUS4UsbV-QmQH4CAH6AFZBcgdThTnU1Fzu8va_94wJ-WIe6JPRdBvi7L7FL8MLq3HzJAKCIRBZOALJivGtNE1w0VL77V-7eRX1DSvpvNky_ZO251VyBz_fA_fQL5zkMHoNKDLSKJrHd/s1600/TEORI+4.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468745064878736754" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP8LUS4UsbV-QmQH4CAH6AFZBcgdThTnU1Fzu8va_94wJ-WIe6JPRdBvi7L7FL8MLq3HzJAKCIRBZOALJivGtNE1w0VL77V-7eRX1DSvpvNky_ZO251VyBz_fA_fQL5zkMHoNKDLSKJrHd/s400/TEORI+4.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 160px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<span style="font-weight: bold;">1. Aturan Integral Substitusi</span><br />
Aturan integral substitusi seperti yang tertulis di Teorema 5. Aturan ini digunakan untuk memecahkan masalah pengintegralan yang tidak dapat diselesaikan dengan rumus-rumus dasar yang sudah dipelajari. <br />
<span style="font-weight: bold;">2. Aturan Integral Substitusi Trigonometri</span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYcEVcUNEWo75_vJDhcakAlHT8sPKzQBKKGi52vw7XfmaHQnti5jUiprmkil9NIqQZXXqdN2pwZH1fSQipCx6Bo5QLCA9akTy_4QGKw5MrBoJhkuhBApyQyviQTCTMrE4FZTga0Msv2fLI/s1600/SUBS+TRIGONO.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5468742907904314178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYcEVcUNEWo75_vJDhcakAlHT8sPKzQBKKGi52vw7XfmaHQnti5jUiprmkil9NIqQZXXqdN2pwZH1fSQipCx6Bo5QLCA9akTy_4QGKw5MrBoJhkuhBApyQyviQTCTMrE4FZTga0Msv2fLI/s400/SUBS+TRIGONO.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 271px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a></span>dHanii_aNtiKahttp://www.blogger.com/profile/03024684932212567653noreply@blogger.com0