Meski tahun demi tahun bertanggalan di kalender
Ternyata air mataku menggenang
Pada setiap pergantian bulan dan musim
kesedihan-kesedihan berkibar
Melambaikan jemari darah dan rintihan
Padahal orang telah beranjak meninggalkan luka
menyambut terompet atau gema takbir
dengan wajah penuh senyuman
memang hari ini, orang-orang melupakan
kemuraman dan kebingungan bumi
yaitu ketika bahasa dan bangsa berjalan ala kadarnya
Demokrasi dan korupsi berdampingan
tanpa pertikaian. Aku pun cacing
yang abadi menerima air mataku sendiri
"Lupakanlah,mari bertepuk tangan
menjatuhkan cinta dimana saja"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar